jpnn.com - WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama berpidato selama lima menit, Selasa waktu setempat (12/1).
Dalam pidato pidato tahunan terakhirnya itu, Obama menyentil kandidat calon presiden (capres), Donald Trump, yang beberapa kali menyatakan sikapnya yang keras terhadap umat muslim.
BACA JUGA: Prajurit TNI di Afrika Peringati Maulid Nabi Muhammad
’’Ketika para politikus melecehkan muslim… itu tidak membuat kita menjadi lebih aman,” ujar pemimpin 54 tahun tersebut di gedung House of Representatives (DPR AS).
Kalimat Obama itu langsung menuai aplaus panjang dari hadirin yang berada di ruangan. Dia lantas menegaskan bahwa pelecehan atau hinaan terhadap muslim justru akan membuat citra AS di mata dunia tercoreng.
BACA JUGA: Jokowi Lantik 13 Dubes RI untuk Negara Sahabat
Meski tidak menyebut nama, salah seorang tokoh yang dimaksud Obama dalam pidatonya itu adalah Trump. Beberapa waktu lalu pebisnis yang berambisi menjadi capres dari Partai Republik itu memang menggemparkan dunia lewat komentar miring tentang muslim. Dia mengusulkan kepada pemerintah agar melarang muslim masuk Negeri Paman Sam dalam jangka waktu tertentu.
Trump yang sedang sibuk berkampanye demi ambisi politiknya tahun ini langsung mereaksi pidato Obama lewat akun Twitter-nya.
BACA JUGA: WNI Bebas Beli Rumah di Amerika Serikat
’’Pidato Kenegaraan #SOTU terlalu membosankan, berbelit-belit, membuat malas. Tidak layak disimak!” cuit taipan nyentrik tersebut. Masih dari Twitter, dia lantas menyarankan pergantian kepemimpinan sesegera mungkin.
Selain tentang muslim dan ISIS, Obama banyak berbicara tentang politik dalam negeri. Di antaranya, angka kriminal yang masih tinggi, pengetatan kepemilikan senjata, dan juga ketidaksepahaman antarpartai. Tentang yang terakhir itu, dia menyatakan menyesal tidak bisa menjembatani sampai masa jabatannya hampir usai. ’’Kecurigaan dan ketidaksepahaman antarpartai justru makin tinggi,’’ sesalnya.
Dalam kesempatan tersebut, presiden kelahiran Hawaii itu juga berbicara tentang kebijakan luar negeri AS. Yakni, kesepakatan nuklir dengan Iran, normalisasi hubungan dengan Kuba, dan ratifikasi pakta perdagangan Pasifik. Karena terkendala konstitusi dan tidak bisa lagi mencalonkan diri, Obama mengharapkan pemerintahan selanjutnya bisa menyelesaikan apa yang sudah dimulainya itu.
Begitu pidato kenegaraan itu usai ditayangkan, para politikus Republik langsung menyerang Obama. Salah seorang di antara mereka, Ketua DPR Paul Ryan.
’’Kebijakannya tentang ISIS tidak ada yang mempan,’’ kritiknya. Tetapi, Gubernur South Carolina Nikki Haley membenarkan kritik Obama terhadap Trump. Menurut tokoh Republik itu, yang seharusnya dilarang masuk AS adalah mereka yang pemalas dan tidak mau taat aturan.
Sebagai pidato kenegaraan terakhir sebelum AS sibuk menggelar pilpres pada November mendatang, apa yang disampaikan Obama memang biasa saja.
Layaknya pidato perpisahan, dia banyak berpesan kepada pemerintahan berikutnya untuk melanjutkan kebijakan-kebijakan yang sudah berjalan baik. Partai Demokrat pun menyambut pidato tersebut sebagai sesuatu yang positif. (AFP/Reuters/CNN/hep/c4/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jantung Istanbul Meledak, 10 Korban Tutup Usia, Belasan Terluka
Redaktur : Tim Redaksi