jpnn.com - jpnn.com -Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Indonesia ikut mengomentari beredarnya potongan halaman dari cerita Aku Belajar Mengendalikan Diri dalam Seri Aku Bisa Melindungi Diri.
Menurut Reza Indragiri Amriel, pengurus LPA Indonesia, penerbit perlu punya mitra bestari agar buku-buku anak mereka lebih bermutu lagi.
BACA JUGA: Ini Penjelasan dari Penerbit Aku Berani Tidur Sendiri
"Kak Seto Mulyadi, sudah menawarkan diri secara langsung untuk membantu penerbit menerbitkan buku-buku tentang anak yang lebih berbobot," kata Reza, Senin (20/2).
Sayangnya, lanjut Reza, ending dari kisah (Aku Bisa Melindungi Diri) itu tidak diketahui. Siapa tahu si anak tersadarkan bahwa ada banyak kegiatan lain yang lebih konstruktif ketimbang memasukkan tangan ke celana
BACA JUGA: KPAI Minta Buku Aku Berani Tidur Sendiri Ditarik
Sisi lain, pada usia phallic, anak memang mulai mengenal serta mengeksplorasi tubuh termasuk alat vitalnya. "Apakah itu didorong motif seks seperti orang dewasa? Tidak. Anak pada usia tersebut mulai mencoba memahami konsep lelaki dan perempuan," kata psikolog forensik ini.
Walau masturbasi seksual dilakukan banyak orang, dan meski anak-anak sekarang lebih cepat matang secara seksual, tapi memasukkan tangan ke dalam celana memang tidak elok dibicarakan secara terbuka. Apalagi divisualisasi sedemikian rupa.
Reza mengatakan, anak juga perlu didampingi oleh orang dewasa terdidik agar bisa punya pemahaman yang tepat tentang body integrity. Bahwa tubuh adalah anugerah Tuhan yang harus dijaga, dirawat, dilindungi dari penyakit dan intervensi orang lain.
"By the way, buku tersebut untuk dibaca orang tua atau anak ya? Kalau untuk membantu orang tua memahami perkembangan psikoseksual anak, boleh jadi lebih layak ketimbang jika ditujukan untuk anak-anak," pungkasnya. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad