jpnn.com, PASAMAN BARAT - Dinas Pertanian Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, memberikan pelatihan pembuatan kompos jerami padi kepada kelompok Tani Tunas Harapan, Kecamatan Pasaman.
Kompos jerami sangat bermanfaat sebagai alternatif untuk subtitusi pengunaan pupuk kimia. Adapun kandungan hara jerami pada saat panen tergantung pada kesuburan tanah, kualitas dan kuantitas irigasi, jumlah pupuk yang diberikan, dan musim atau iklim.
BACA JUGA: Pria Bertato di Punggung Ditemukan Tewas, Diduga Dianiaya, Ada yang Kenal?
Salah seorang penyuluh setempat, Lukman mengatakan bahwa hanya sebagian kecil petani menggunakan jerami sebagai pakan ternak alternatif di kala musim kering karena sulitnya mendapatkan hijauan.
Selain itu, jerami masih dianggap sebagai limbah pertanian, sering menjadi permasalahan bagi petani, sehingga sering di bakar untuk mengatasi masalah tersebut.
BACA JUGA: Kabupaten Pinrang Verifikasi-Validasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi
"Dampak pembakaran tersebut kurang bagus karena bisa meningkatkan kadar CO2 di udara," ujar Lukman melaui keterangan tertulisnya.
Lukman menjelaskan berdasar kebiasaan petani di lapangan, jerami dari sisa panen padi sebagian besar dibakar langsung di lahan dengan tujuan mempercepat persiapan lahan untuk masa tanam berikutnya.
Pembakaran jerami secara terus-menerus di lahan pertanian dapat menyebabkan meningkatnya suhu udara di permukaan tanah serta menyebabkan polusi udara.
"Efeknya dapat memusnahkan mikroorganisme yang berguna dalam proses biologis tanah, seperti perombak bahan organik tanah sehingga berdampak pada menurunnya kadar bahan organik dalam tanah," kata dia.
Maka dari itu, solusi yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan jerami padi untuk diolah menjadi kompos.
Pengomposan jerami padi bertujuan untuk meningkatkan unsur hara tanah serta dapat mengurangi biaya produksi petani dalam pembelian pupuk.
"Jerami ini dapat memperbaiki sifat fisik tanah atau disebut sebagai pembenah tanah. Hasil penelitian terungkap kalau pembenaman jerami padi ke tanaman kedelai dapat memperbaiki kondisi tanah, mengurangi kekerasan tanah dan penetrasi lebih ringan," lanjut Lukman.
Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi memaparkan jika penggunaan kompos dengan memanfaatkan jerami padi cukup penting.
Menurutnya, hal itu bisa mengurangi biaya produksi petani di tengah makin mahalnya pupuk anorganik seperti Ure, SP36, KCI, dan ZA.
"Penggunaan pupuk organik juga diperlukan sebagai upaya mengkoservasi hara tanah melalui pendauran ulang," jelas dia.
"Maka dari itu, pemanfaatan berbagai jenis pupuk organik pada tanaman perlu dikaji sebagai salah satu alternatif substitusi/pengurangan penggunaan pupuk kimia," kata dia.
Dijelaskan Dedi, kesuburan tanah di lahan dapat dipertahankan dengan memanfaatkan limbah pertanian yang ada di sekitar lingkungan. Khususnya jerami padi yang merupakan potensi bahan lokal yang dapat diolah menjadi pupuk organik dan kompos.
"Pada saat panen limbah ini sangat berlimpah dan belum dimanfaatkan secara optimal," kata Dedi.
Manfaat pupuk organik adalah meningkatkan struktur tanah, mengurangi erosi, menahan pemadatan, meningkatkan mengatur dan menstabilkan pH, menyehatkan tanah, dan menekan perkembangan penyakit tanaman.
Adapun waktu pengomposan sebaiknya segera dilakukan setelah panen, yaitu sehingga kompos tersebut dapat digunakan pada saat persemaian atau pada saat penyiapan bibit.
Kompos selain dibuat dari jerami dapat juga dibuat dari seresah atau sisa-sisa tanaman lainnya misalnya rumput-rumputan, sisa-sisa daun ataupun tanaman lainnya. (rhs/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti