jpnn.com, JAKARTA - Duta Adaptasi Kebiasaan Baru dr. Reisa Broto Asmoro mengungkapkan beberapa hari belakangan ini muncul kekhawatiran masyarakat terkait dengan penularan COVID-19 yang disebarkan melalui udara atau airborne.
Meskipun penelitian mengenai konteks tersebut terus dikaji, setiap individu perlu tetap waspada dan siap siaga untuk mengantisipasi potensi penularan.
BACA JUGA: Pak JK Prediksi Fakta Mengejutkan soal Jumlah Pasien Positif Covid-19 di Indonesia
Terutama terkait peredaran udara di ruang tertutup berpendingin atau air conditioner (AC).
Ada lima hal yang harus diperhatikan masyarakat terkait ruangan yang dilengkapi AC. Berikut penjelasannya:
BACA JUGA: Cegah Virus Corona, Pemotor di Bandung Mulai Jaga Jarak, Nih Buktinya
BACA JUGA: Ada Kabar Denda Tilang untuk Warga Tanpa Masker, Begini Penjelasan Ganjar
1. Sirkulasi udara
Pertama, Ventilasi atau sirkulasi udara dalam ruangan harus benar-benar diperhatikan.
“Maka, pastikan ruang kerja atau ruang tempat kita beraktivitas memiliki sirkulasi udara yang baik dan mendapatkan sinar matahari,” ujar dr. Reisa dalam keterangan yang diterima wartawan.
2. Jaga Jarak
Dokter Reisa meminta setiap orang memastikan menjaga jarak di dalam ruangan dan hindari ruangan yang terlalu banyak orang.
Tentunya semua orang juga diminta tetap memakai masker saat berbicara.
3. Wajib Pakai Masker
Selalu pakai masker selama masih berada di luar rumah atau di tempat umum termasuk di ruangan kantor.
Meski teman kantor sekalipun, seharusnya tetap mematuhi aturan protokol kesehatan dengan memakai masker.
4.Hindari Benda yang Dipakai Bersama dengan Orang Lain
Keempat, hindari memegang permukaan benda yang kotor digunakan bersama dengan orang lain.
“Segera mencuci tangan atau gunakan hand sanitizer, bila telanjur memegang permukaan benda tersebut. Jangan menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang terkontaminasi. Ingat, mata pun memiliki saluran langsung menuju ke saluran pernapasan. Artinya, mata bisa menjadi jalur masuknya virus SARS CoV-2 penyebab COVID-19 ini," tegas Dokter Reisa.
5. Jaga Kebersihan
Kelima, jangan lupa membersihkan permukaan-permukaan benda di sekitar ruangan dengan cairan desinfektan secara teratur.
Doktet Raisa menyampaikan, publik harus benar-benar mengerti bagaimana, kapan dan dalam situasi penyebaran virus SARS CoV-2 terjadi antarmanusia.
Dalam pernyataan resmi Badan Kesehatan Dunia atau WHO pada 9 Juli 2020, diterangkan bahwa transmisi atau penularan SARS CoV-2 terjadi terutama melalui percikan atau buliran air liur atau droplets, baik secara langsung atau tidak langsung ataupun kontak dekat.
Dalam suatu penelitian, transmisi lewat udara dapat terjadi pada prosedur yang menimbulkan aerosol seperti di fasilitas kesehatan, seperti melalui bronkoskopi, intubasi trakea, pemberian tekanan pada dada saat resusitasi jantung dan kegiatan serupa lainnya.
Dokter Reisa mengatakan, percikan air liur atau droplets yang dikeluarkan ketika seseorang itu batuk, bersin, berbicara atau bahkan bernyanyi.
WHO mendefinisikan penularan melalui udara sebagai penyebaran agen penular yang disebabkan oleh penyebaran aerosol, yang melayang di udara dalam jarak dan waktu yang lama.
Menurutnya, teori menunjukkan bahwa sejumlah droplets pernapasan bisa menghasilkan aerosol.
Die menjelaskan Aerosol itu adalah tetesan pernapasan yang sangat kecil, sehingga bisa melayang di udara.
“Saya ulangi lagi, droplets adalah buliran dengan ukuran partikel lebih dari 5 mikrometer. Sedangkan aerosol ukurannya lebih kecil lagi, yakni kurang dari 5 mikrometer. Dan airborne adalah penularan via aerosol dalam jarak jauh,” ujarnya.
Reisa memberikan tips tambahan untuk pencegaha penularan COVID-19. Masyarakat harus memakai masker dengan benar.
“Pastikan tidak memegang bagian luar, pastikan hanya memegang tali saat mencopot masker. Tidak diturunkan ke dagu, apalagi jarang mengganti masker. Ingat, ganti masker setiap 4 jam sekali, atau apabila basah atau lembab. Ini penting sekali diperhatikan agar terhindar dari infeksi kuman yang menempel pada masker,” katanya.
Selanjutnya, dia mengatakan bahwa beberapa penelitian dan tim pakar menyarankan penggunaan air purifier dan atau lampu dengan sinar ultraviolet C, itu juga akan membantu mengurangi risiko penularan. (ngopibareng/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Natalia