Ini Penyebab Kegagalan Ganda Putra di Toyota Thailand Open Versi Naga Api

Minggu, 24 Januari 2021 – 09:51 WIB
Pelatih ganda putra PBSI Herry Iman Pierngadi. Foto: diambil dari Badminton Indonesia

jpnn.com, BANGKOK - Tak satu pun duta Indonesia lolos ke final Toyota Thailand Open Super 1000.

Dua wakil terakhir, ganda putra Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan alias Daddies kalah rubber game dari pasangan muda unggulan enam asal Chinese Taipei, Lee Yang/Wang Chi Lin, 21-14, 20-22, 12-21, di Impact Arena, Bangkok, Sabtu (23/1).

BACA JUGA: Pupus Sudah Kesempatan Indonesia Rebut Juara di Toyota Thailand Open 2021

Satu lagi, ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu dikalahkan wakil Korea Lee So He/Shin Seung Chan, 16-21, 18-21.

Khusus di ganda putra, pelatih Herry Iman Pierngadi menyebutkan bahwa pada dua leg Asia (sebelumnya Yonex Thailand Open Super 1000) kali ini, belum mencapai target.

BACA JUGA: Hasil Lengkap Yonex Thailand Open Super 1000

Anak-anak asuhannya yang diharapkan bersinar, terutama Ahsan/Hendra dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto gagal mencapai target.

"Ya memang ganda putra tidak mencapai target. Ahsan/Hendra dan Fajar/Rian memang yang kami harapkan, tetapi ternyata tidak berhasil. Mereka gagal. Nanti latihannya akan dievaluasi lagi. Memang banyak penurunan," kata Herry seperti dikutip dari Badminton Indonesia.

BACA JUGA: Kata Naga Api soal Nomor Ganda Putra BWF World Tour Finals 2019

Menurut Herry, cedera betis kiri yang dialami Ahsan pada babak pertama, Rabu (20/1) lalu, memang memengaruhi penampilannya.

Namun, dia juga menyebut bahwa hal itu bukanlah alasan utama, melainkan pada faktor stamina dan usia.

"Cederanya Ahsan ada pengaruhnya, tetapi lebih besar pengaruh karena stamina, karena usia tidak bisa dibohongi," ujar Herry.

"Saya berharap, nanti di World Tour Final (pekan depan) penampilannya bisa lebih baik lagi," tuturnya.

Sementara untuk Fajar/Rian, Herry pun mengakui adanya penurunan kualitas pada keduanya.

Lama tidak bertanding, juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan hilangnya ritme permainan.

"Fajar/Rian banyak orang bilang menurun, memang betul mereka menurun. Kemarin juga sudah ngobrol. Memang lama tidak ada pertandingan, sepuluh bulan vakum, jadi sedikit kagok buat mereka," kata Herry.

"Ritme, irama, dan suasananya hilang. Sudah lama tidak bertanding, jadi harus beradaptasi lagi. Walaupun memang mereka termasuk pemain yang sudah top 10. Kita memang harus bisa mengatasinya," imbuh pelatih yang memiliki julukan pelatih Naga Api itu.

Herry juga mengungkap tangan Fajar yang bermasalah ikut menjadi kendala.

Untuk selanjutnya, menjadi pekerjaan rumah cukup besar untuk mempersiapkan mereka kembali tampil optimal pada turnamen internasional yang akan digelar pada Maret mendatang.

"Dari semuanya, kendala itu nomor satunya memang Fajar tangannya ada masalah, jadi tidak bisa maksimal sekali. Hanya mengandalkan Rian saja. Memang bukan alasan, itu kenyataan. Di samping itu memang penampilannya menurun, harus diakui," kata Herry.

Untuk Toyota Thailand Open Super 1000 hari ini, Korea mendominasi dengan tiga wakilnya di final.

Dua di antaranya harus saling berhadapan.

Lima laga puncak hari ini diprediksi bakal sangat ketat, salah satunya melibatkan dua perempuan yang sedang hot, Tai Tzu Ying versus Carolina Marin. (*/bi/jpnn)

Final Toyota Thailand Open Super 1000 hari ini

bwf


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler