jpnn.com, JAKARTA - Peran orang tua dan sekolah dinilai sangat penting dalam memberi dukungan sekaligus pengawasan terhadap generasi muda yang menggemari game online.
Sebab, selain bisa mencegah dampak buruk dari bermain game, juga menjadi bagian dalam proses pembinaan bagi atlet esports potensial.
BACA JUGA: Piala Menpora Esports 2020 Axis Resmi Bergulir
Kepala Bidang Olahraga Prestasi Internasional Kemenpora Jenal Aripin mengatakan, esports layaknya cabang olahraga lainnya, untuk mencetak atlet berprestasi harus ditekuni dengan baik dan berlatih disiplin sejak usia muda.
“Anak-anak muda yang menekuni esports, sama seperti bidang-bidang lainnya, harus punya keseimbangan. Peran orang tua dan sekolah juga sangat penting. Harus dinamis bagaimana mengarahkan ke hal-hal yang positif, lalu pertegas regulasi dalam lingkup rumah dan sekolah,” kaya Jenal Aripin, dalam bincang media dengan tema “Esports bagi Pelajar: Sinergi Peran Orang Tua dan Dukungan Sekolah”.
BACA JUGA: Cari Talenta Muda, Kemenpora Gelar Piala Menpora ESports 2020
Kegiatan yang digelar secara virtual oleh Kemenpora dan Indonesia Esports Premiere League (IESPL) ini merupakan bagian dari rangkaian kejuaraan Piala Menpora Esports 2020 Axis..
Ia menambahkan, bimbingan yang tepat dari lingkup orang tua dan sekolah berkontribusi dalam proses melahirkan atlet-atlet esports berprestasi.
BACA JUGA: Giring Ganesha Optimistis Esports Indonesia Makin Diminati
“Untuk mencetak atlet berprestasi itu ada proses. Mulai dari pemanduan bakat, kemudian identifikasi bakat atau memutuskan mana yang sekadar hobi mana yang bisa diarahkan prestasi,” ujarnya.
Psikolog klinis Ghea Amalia Arphandy menjelaskan, orang tua dan sekolah yang merupakan ekosistem tumbuh kembang anak menjadi kunci untuk memaksimalkan dampak positif dan memutus dampak buruk bermain game bagi anak muda.
“Peran keluarga sangat penting membentuk anak. Orang tua harus membaca dan menyelami seperti apa hobi dan permainan anaknya, sehingga memahami bagaimana menerapkan aturan yang kira-kira tepat bagi anak,” ungkap Ghea.
Hal serupa dikatakan Yohannes Paroloan Siagian. Director Somnium Esports ini mengungkapkan, esports membuka ruang-ruang baru di masa depan bagi anak muda untuk meraih kesuksesan.
“Supporter terbesar anak adalah orang tuanya. Anak dengan kemampuan rendah kalau dapat support, akan berkembang lebih baik, ” jelas Yohannes.
Ketua Penyelenggara Piala Menpora Esports 2020 Axis Giring Ganesha menambahkan, potensi anak-anak muda Indonesia di bidang esports sangat besar.
Oleh karena itu diperlukan wadah-wadah yang tepat bagi anak-anak muda yang ingin menekuni esports dengan serius, sehingga nantinya bisa sukses menjadi atlet profesional yang berprestasi.
“Tujuan Piala Menpora Esports salah satunya adalah menjadi wadah anak-anak muda yang ingin menekuni esports. Dengan mengikuti turnamen mereka bisa mengenali potensinya sendiri, memperbaiki kekurangan dan meningkatkan kemampuan,” ujarnya.
Piala Menpora Esports 2020 Axis mempertandingkan Mobile Legends: Bang Bang yang merupakan game besutan Moonton yang mengusung genre MOBA.
Di babak kualifikasi, sebanyak 2.048 tim esports yang berkompetisi terbagi dalam 4 kloter dengan 512 tim per kloter.
Para pemain akan bertanding 5 vs 5 untuk terus melaju ke babak berikutnya. Babak Grand Final yang akan berlangsung pada 3–4 Oktober mendatang mempertemukan delapan tim terbaik dari 4 kloter untuk bersaing meraih gelar juara Piala Menpora Esports 2020 Axis.(jlo/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh