jpnn.com, DEPOK - Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Bambang Suryadi, menjelaskan, pelaksanaan ujian nasional (UN) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 2018 berbeda dengan tahun yang lalu. Tahun lalu pelaksanaan UN SMK terdapat uji kompetensi dan ujian teori.
Sedangkan tahun ini, pelaksanaan ujian hanya menguji teori kejuruannya saja, sehingga 100 persen teori diukur dari UN.
BACA JUGA: Kemendikbud Klaim UNBK SMK Hingga Hari Terakhir Lancar
“Untuk kompetensi keahliannya diukur melalui uji kompetensi yang dilakukan oleh satuan pendidikan bekerja sama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) maupun Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI),” terangnya saat meninjau pelaksanaan UN di SMK Negeri 1 Depok, Kamis (5/4).
Ia mencontohkan pelaksanaan uji kompetensi yang dilaksanakan SMK Negeri 1 Depok. Sekolah tersebut telah bekerja sama dengan DUDI dari PT Astra Internasional Tbk dan Mitsubishi.
BACA JUGA: Target 75 Persen Lulusan SMK Langsung Kerja
“Seperti yang dilakukan oleh SMK ini telah melakukan kerja sama dengan Astra dan Mitsubishi, sehingga uji kompetensi dilakukan mereka sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja,” terangnya.
Bambang berharap pelaksanaan UN SMK yang berkualitas dan berintegritas bisa memberikan pengakuan terhadap kualitas dari siswa SMK dalam dunia usaha dan dunia industri. “Jika pelaksanaan sudah berintegritas dan hasil yang berkualitas, maka dunia usaha dan dunia industri akan mengakui kompetensi lulusan SMK,” pungkasnya.
BACA JUGA: Hasil UN Untuk Pemetaan Kualitas Pendidikan
Pelaksanaan UN SMK di Kota Depok sudah 100 persen berbasis komputer (UNBK), dengan jumlah peserta sebanyak 10.761 siswa dari 124 sekolah.(esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... UNBK SMK, Tempuh Puluhan Kilometer Cari Sinyal Internet
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad