jpnn.com, JAKARTA - Sutradara Guntur Soeharjanto mengatakan, film Ranah 3 Warna memiliki banyak pesan yang menginspirasi.
Baginya, semangat yang divisualkan dalam film tersebut sesuai dengan apa yang harus dilakukan masyarakat saat pandemi seperti sekarang.
BACA JUGA: Ranah 3 Warna Segera Tayang di Bioskop
“Ini kisah kisah tentang seseorang yang sudah berusaha sekuat tenaga, sudah Man Jadda Wa Jadda, namun belum juga berhasil. Perlu adanya kesabaran, Man Shabara Zhafira,” kata Guntur Soeharjanto, saat berbincang dengan awak media, baru-baru ini.
“Sangat related dengan kehidupan saat ini di tengah situasi pandemi. Jadi saya berharap, film ini bisa menjadi teladan dan yang baik bagi para penggemar film di Indonesia," sambungnya.
BACA JUGA: Amanda Rawles: Ranah 3 Warna Bukan Sekadar Cerita Film
Film yang berlatar belakang budaya Minang dan era 90-an ini diadaptasi dari novel karya Ahmad Fuadi dengan judul yang sama.
Novel tersebut laris hingga mancanegara sehingga sudah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa.
BACA JUGA: Nikita Mirzani Gandeng Roger Danuarta, Reaksi Cut Meyriska Jadi Sorotan
Kisahnya sederhana dan mudah dicerna, yakni tentang semangat juang dan tak mudah putus asa dari karakter Alif Fikri, seorang pemuda asal Maninjau yang mengejar cita-cita dan cintanya, hingga ke Kanada.
Alif dihadapkan banyak tantangan dalam mengejar impiannya. "Sabar itu tetap aktif mencari solusi. Nah, hal itu yang ingin ditunjukkan Alif Fikri, tokoh sentral dalam film ini," terang Guntur.
Selain kesabaran, film ini juga memperlihatkan budaya Indonesia yang kaya. Para pemain bahkan diharuskan mempelajari bahasa dan budaya Minang.
"Hampir setiap hari take, nggak ada jeda. Aku ada di sekitar 90 persen film. Alhamdulillah semua berjalan lancar," ujar Arbani Yasiz yang memerankan karakter Alif Fikri.
Pemain lainnya, Teuku Rassya pun harus mempelajari bahasa dan budaya Minang.
"Aku melakukan pendalaman karakter dengan observasi. Mencoba masakan Padang, mendengarkan orang-orang dari Padang berbicara seperti apa, belajar bahasanya dan aksennya," terang Rassya.
Sedangkan Amanda Rawles yang berperan sebagai Raisa, seorang jurnalis kritis pun, harus mempelajari tari Minang.
"Saat proses reading, sudah mulai mempelajari tari Minang. Lumayan menantang karena itu hal baru bagi aku," terang Amanda sambil tersenyum. (jlo/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh