jpnn.com, JAKARTA - Menggunakan minyak goreng berlebih dapat menimbulkan masalah kesehatan, seperti gangguan pencernaan hingga meningkatnya risiko obesitas, jantung, diabetes, hingga kanker.
Dinar Ayu, Marketing Communication Sunco mengatakan bahwa masyarakat harus bijak dalam memilih minyak goreng.
BACA JUGA: Menggoreng Makanan tanpa Minyak, Begini Caranya
"Gunakan minyak goreng yang mengandung lemak rendah dan bagus untuk kesehatan," kata Dinar Ayu, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Saat ini, banyak pilihan minyak goreng di pasaran. Minyak masakan biasanya diekstrasi dari berbagai jenis kacang, biji-bijian, tanaman, bahkan hewan.
BACA JUGA: Konsumsi Lemak Tak Jenuh Bikin Jantung Lebih Baik
Minyak yang diolah tersebut memiliki kandungan lemak tinggi, termasuk lemak jenuh (saturated fat) dan lemak tak jenuh (monounsaturated fat dan polyunsaturated fat).
Setiap molekul lemak yang ada pada minyak goreng, terbuat dari rangkaian asam lemak, ada yang rantai pendek, menengah, dan panjang.
BACA JUGA: Hindari Menggoreng Kentang
Asam lemak rantai pendek dan menengah dapat dengan mudah terserap langsung ke dalam aliran darah dan digunakan sebagai energi.
Namun, asam lemak rantai panjang diangkut ke hati dan dapat meningkatkan kadar kolesterol darah. Tubuh manusia akan bereaksi saat mengonsumsi terlalu banyak minyak jenuh.
Berdasarkan riset, wanita tidak boleh mengonsumsi lebih dari 20 gram per hari, sementara pria 30 gram per hari. Hal ini bisa membuat tubuh memproduksi kolesterol yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
"Kita dapat memeriksa apakah kadar lemak jenuh yang dikandung pada minyak goreng banyak atau tidak," ujar Dinar Ayu.
Berdasarkan Certified Nutrition and Wellness, minyak dengan kadar lemak jenuh yang rendah tidak akan menjadi beku saat berada dalam lemari es.
"Minyak goreng Sunco telah diuji secara ilmiah tidak mudah beku, sehingga kita dapat meminimalisir ancaman kolesterol jahat," tuturnya. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh