jpnn.com - JAKARTA - Ketua Fraksi Partai Demokrat (FPD) DPR, Edhie Baskoro Yudhoyono, atau yang akrab disapa Ibas mengimbau agar di era demokrasi saat ini tidak boleh antipati terhadap kritik. Menurutnya, kritik, masukan atau saran adalah warna dari demokrasi.
"Teknologi informasi makin berkembang dan terus dinamis. Berpendapat dengan menjunjung tinggi nilai-nilai, asas, etika dan norma yang berlaku membuat teknologi dan demokrasi berjalan selaras," kata Ibas, dalam rilisnya, Sabtu (7/11).
BACA JUGA: Pemerintah Kembangkan Skim KPR untuk Pekerja Informal
Dalam kaitan itu lanjut Ibas, Surat Edaran (SE) Kapolri soal Ujaran Kebencian adalah sebagai langkah awal menyikapi maraknya pola komunikasi di sosial media (sosmed) yang kebablasan. Contoh ketika yang tidak ada menjadi ada, melecehkan dan tidak sedikit yang menjadikan sosmed sebagai ajang sarana penebar kebencian.
"Oleh karena itu, jika memang diperlukan untuk jangka panjang, mesti segera dipikirkan payung hukumnya (UU terkait)," kata Ibas, dalam acara Ngopi Bareng bersama Media Massa, Komunitas Sosial Media (Sosmed) dan Blogger di Waroeng Dipo, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Jumat (6/11) malam.
BACA JUGA: Insiden Batik Air, Jogja Butuh Bandara Baru
Yang pasti, lanjut Ibas, di era digital saat ini, semua orang pasti punya media sosial, untuk berbagi cerita, menemukan teman lama, atau malah mencari teman baru. Semakin besarnya antusiasme orang-orang terhadap media sosial, semakin banyak juga hal-hal positif-negatif yang bisa ditemui.
Menurut Ibas, pengguna media sosial memang suka-suka alias tak ada aturan khusus. Dari yang suka curhat sampai yang suka pamer, semua ada di media sosial. "Tapi kalau ingin memanfaatkan media sosial dengan baik dan menguntungkan, ada caranya," kata Ibas.
BACA JUGA: Kunjungi Dapil, Misbakhun Singgung Buruknya Manajemen BUMN
Ditegaskannya, menggunakan media sosial sebagai diary tidak dilarang. "Tapi kalau setiap hari kamu hanya curhat, orang yang mengikuti medsos kamu pasti terganggu. Kalau pengen banget curhat, coba deh pintar-pintar merangkai kata dan mencari angle yang tepat. Misalnya, kamu bisa aja kan curhat soal pengalaman traveling kamu yang superseru atau kamu bisa kasih rekomendasi tempat makan-makan enak tanpa memberi kesan tukang pamer. Kalau hanya sekedar ngeluh macet atau panas, mending nggak usah," tandas anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Jawa Timur VII ini.
Sebenarnya, lanjut putra bungsu Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono ini, mereka yang aktif di media sosial juga bisa jadi profesional.
"Aktif main medsos bisa bikin kamu dicari sama brand atau digital agency untuk maintenance medsos. Kamu yang tertarik dengan media sosial bisa coba pekerjaan seperti Social Media Specialist, Social Media Strategic, Social Media Analyst, atau jadi Buzzer aja. Saat ini pekerjaan yang berhubungan dengan media sosial sedang hits lho di kalangan anak-anak muda," kata anggota Komisi X DPR RI ini.
Karena mudah digunakan dan banyak penggunanya, sambung Ibas, mereka yang hobi bisnis bisa memanfaatkan media sosial. "Jualan di Instagram saat ini sangat menggiurkan lho, apalagi kamu juga bisa menyewa jasa artis untuk di-endorse, dijamin dagangan kamu laris deh setelahnya. Kamu yang lebih 'niat' bisa aja bikin website sendiri untuk menjual produk yang ingin kamu jual," sarannya.(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pejabat Gabung ISIS, Kesbangpol Rancang Pencegahan Paham Radikal
Redaktur : Tim Redaksi