Ini Sikap Ditjen Bimas Kristen soal Insiden Tolikara

Sabtu, 18 Juli 2015 – 12:39 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Direktur Jenderal Bimas Kristen Kementerian Agama, Oditha Hutabarat meminta maaf pada seluruh umat Islam tanah air terkait kasus kekerasan yang terjadi di Tolikara, Jumat (17/7). Permintaan maaf ini disampaikannya dalam jumpa pers bersama Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dan Persatuan Gereja Lembaga Injili (PGLII) di Jakarta Pusat, Sabtu (18/7).

"Kami atas nama pemerintah mohon maaf pada umat muslim di Indonesia atas peristiwa itu. Seharusnya ini tidak terjadi. Apalagi saat hari kemenangan, Idul Fitri yang sudah ditunggu umat Islam selama satu bulan," ujar Odhita.

BACA JUGA: Politikus PKS Bandingkan Pengamanan Natal dengan Insiden di Papua

Menurutnya, Ditjen Bimas Kristen sudah melakukan koordinasi dengan PGLII untuk mengatasi masalah itu. Lembaga itu membawahi Gereja Injili di Indonesia (GIDI) yang diduga sebagai penyebar surat edaran provokatif sehingga terjadi penyerangan pada umat muslim di Tolikara. PGLII diminta melakukan langkah strategis menyikapi peristiwa penyerangan tersebut.

"Saya sudah menghubungi Sinode GIDI untuk menjelaskan kronologi peristiwa itu," tegasnya.

BACA JUGA: Menag Minta Aparat Tindak Tegas Perusak Kerukunan Beragama di Tolikara

Selain itu, Ditjen Bimas Kristen juga berkoordinasi dengan tokoh-tokoh agama setempat untuk meredam kemarahan warga atas peristiwa itu. Berdasarkan informasi, pada pukul 11:00 Kakanwil Kemenag Provinsi Papua akan bertemu tokoh agama setempat untuk membahas insiden tersebut.

"Juga ada rapat dengan kapolda, bupati, dan tokoh agama setempat. Setelah itu baru akan disampaikan publik," tuturnya.

BACA JUGA: Insiden Tolikara Telah Mengoyak Kerukunan Antarumat

Kepala Humas PGI Jeirry Sumampow yang hadir dalam jumpa pers itu juga mengucapkan permintaan maaf atas peristiwa Tolikara. Menurutnya, hal itu justru bertentangan dengan upaya PGI mengembangkan kerukunan kehidupan beragama.

"Kami kecam keras pembubaran salat id, pembakaran rumah ibadah. Peristiwa ini sama sekali tidak mencerminkan semangat kerukunan yang terus kami tumbuh kembangkan," kata Jeirry.(flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Asli Papua Sangat Menghormati Kebebasan Beragama


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler