jpnn.com, JAKARTA - Cisometric menjawab kebutuhan mendesak akan keamanan siber yang mengancam operasional dan finansial berbagai sektor di Indonesia.
Perusahaan di bidang cybersecurity atau keamanan siber ini meluncurkan layanan Security Operations Center (SOC) atau Pusat Operasi Keamanan terbaru.
BACA JUGA: Gandeng Cisometric & Hyperjump, Biznet Gio Luncurkan Solusi Keamanan Cloud Terlengkap
Founder Cisometric Hana Abriyansyah mengatakan, layanan SOC sebagai garis pertahanan pertama dalam menjaga sistem informasi, jaringan, dan data organisasi dari berbagai ancaman siber.
Selain itu, juga memenuhi standar wajib dari beberapa regulasi keamanan siber bagi perusahaan, seperti ISO27001, ISO27701, PCI-DSS, Bank Indonesia (BI), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
BACA JUGA: Peserta Ready4Security Rancang Solusi Keamanan Siber di U-Connect
"Dengan pengalaman kami dan dikombinasikan teknologi yang advance, kami berusaha menghadirkan solusi terbaik," kata Hana, dalam keterangannya, Senin (8/7).
Guna menunjang kemampuan dalam mendeteksi dan merespon serangan siber, layanan SOC dari Cisometric tidak hanya berfokus pada teknologi terdepan, tetapi investasi terhadap People dan Process. Sebab SOC adalah suatu proses atau operasi dalam mendeteksi dan merespons.
BACA JUGA: Indonesia Alami Salah Satu Serangan Siber Terbesar, Apa Artinya?
Menurut Hana, Cisometric menggunakan teknologi eksklusif dengan lebih dari 100 fitur deteksi keamanan, teknologi kecerdasan buatan/artificial intelligence (AI), serta pembelajaran mesin/machine learning terdepan untuk meningkatkan kemampuan deteksi dan pencegahan ancaman digital.
Pendekatan operasional SOC berpusat pada integrasi yang lancar dengan kapabilitas Proactive Threat Hunting dan intelijen ancaman yang canggih.
Hal ini memungkinkan tim SOC, yang terdiri dari Computer Security Incident Response Team (CSIRT) dan Tim Forensik dengan spesialisasi tinggi, untuk melakukan operasi keamanan siber secara efektif.
"Komitmen kami adalah untuk menghadirkan efisiensi dalam memberikan visibilitas terhadap ancaman, melindungi aset perusahaan dan secara efektif mengelola risiko informasi terhadap setiap organisasi," jelas Hana. (jlo/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh