jpnn.com, BANYUWANGI - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mendapat penghargaan dari Kelompok Kerja Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Nasional.
Penghargaan itu tak lepas dari kesuksesan Banyuwangi menekan angka inflasi.
BACA JUGA: Jokowi Sebut Dua Kunci untuk Menjaga Pertumbuhan Ekonomi
Poin keunggulan Banyuwangi adalah pengembangan ekonomi pedesaan melalui sinergi badan usaha milik desa (BUMDes) dan Bulog.
”Pendapatan per kapita warga kami meningkat pesat, namun inflasi harus terjaga. Hingga Juni lalu, di Banyuwangi terendah dibanding daerah-daerah lain di Jatim. Inflasi kami sebesar 2,1 persen, sedangkan rata-rata Jatim 2,97 persen,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Kamis (27/7).
BACA JUGA: Selamat! Kabupaten Banyuwangi Raih Penghargaan Inovasi Pengendalian Inflasi
Menurut Anas, terdapat 35 BUMDes di Banyuwangi yang sudah bersinergi dengan Bulog.
Bulog memasok kebutuhan pokok bagi warga desa lewat BUMDes.
BACA JUGA: Mahkamah Agung Tertarik Adopsi Sistem Informasi Manajemen Banyuwangi
Semuanya dijual dengan harga yang lebih kompetitif ketimbang harga pasar.
Rantai distribusi bahan pangan pun terpangkas sehingga harga bisa lebih murah.
”Selama ini kami melihat daya beli warga desa bisa terancam karena fluktuasi pendapatan. Salah satu strategi untuk menjaga daya beli itu adalah dengan memastikan distribusi kebutuhan pangan bisa terjaga dengan lancar lewat BUMDes,” ucap Anas.
Sinergi Bulog dan BUMDes tersebut menjawab dua tantangan sekaligus.
Yakni, melancarkan distribusi bahan pangan untuk mengendalikan harga dan menjaga daya beli sekaligus memperkuat ekonomi pedesaan.
”Kami akan terus tingkatkan jumlah BUMDes yang meneken kerja sama resmi dengan Bulog,” kata Anas. (pus/c20/noe)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kunker DPR, Puji Pariwisata Banyuwangi Tumbuh Pesat
Redaktur & Reporter : Ragil