Ini Strategi Tumbangkan Ical dari Perebutan Kursi Ketum Golkar

Minggu, 16 November 2014 – 17:42 WIB
Ketum Partai Golkar Aburizal Bakrie. Foto: Dokumen JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik Burhanudin Muhtadi menegaskan, Aburizal Bakrie bukan tak mungkin dikalahkan dalam pemilihan Ketua Umum Partai Golkar pada Musyawarah Nasional partai berlambang Pohon Beringin itu dalam waktu dekat.

Namun, Muhtadi mengingatkan, kalau banyak calon yang maju maka itu akan menguntungkan Ical sebagai petahana sehingga mantan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat itu akan sulit dikalahkan.

BACA JUGA: Kartu Sakti Jokowi Masih Rentan Dibawa ke Ranah Hukum

Dia mengatakan, kalau mau mengalahkan Ical para calon Ketum PG lain harus dikerucutkan menjadi satu. Apalagi, kata dia, jika nantinya ada bantuan dari Jusuf Kalla terhadap calon tersebut maka Ical pasti bisa ditumbangkan.

"Bukan tak mungkin Aburizal Bakrie dikalahkan," kata Muhtadi sebelum diskusi "Mampukah Munas Golkar Memunculkan Pemimpin Pro Perubahan Jokowi", di Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (16/11).

BACA JUGA: Kebijakan Pensiun Dini PNS Mulai Diterapkan 2016

Diakui Muhtadi, peluang Ical sebagai petahanan untuk memimpin partai yang identik dengan warna kuning itu sekarang ini masih besar.

Namun, ia mengatakan, dalam politik perubahan itu terjadi bukan dalam hitungan hari. Tapi, perubahan itu bisa jadi pada menit per menit atau detik per detik.

BACA JUGA: Ical Disarankan Meniru Langkah JK

Sebagai contoh, kata Muhtadi, pada 2005 saat Jusuf Kalla menumbangkan Akbar Tandjung. Saat itu Akbar sebagai petahana yang sukses dan mampu membawa Golkar menang pada pemilihan umum 2005, harus mengakui keunggulan JK.

Padahal, saat itu JK bukan siapa-siapa selain menjabat sebagai Wakil Presiden.

"JK waktu itu bukan siapa-siapa, cuma Wapres. Tapi, waktu itu JK mendapatkan dukungan dari Surya Paloh, dan Aburizal yang saat itu juga ingin maju menjadi Ketua Umum Partai Golkar," tambah Muhtadi.

Nah, Muhtadi menjelaskan, skenario pemilihan 2005 itu bisa saja diulang atau diterapkan untuk Munas kali ini. Saat itu Akbar petahana, sekarang Ical. Saat itu yang ingin jadi Ketua Umum juga banyak seperti Ical maupun Surya.

"Bedanya, 2005 itu Akbar adalah ketua umum yang sukses, berhasil bawa Golkar menang pemilu," kata dia.

Nah, kata Muhtadi, untuk melakukan itu semua juga tergantung dari soliditas dan sejauhmana keterlibatan elit senior PG untuk turun gelanggang menyelesaikan masalah Rapimnas dan Munas.

"Kalau turun dan ikut dalam regenerasi Partai Golkar bukan tak mungkin akan terjadi perubahan," kata Muhtadi. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mantan Menkokesra Sebut Kartu Sakti Jokowi Tidak Langgar Aturan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler