Ini Suara-suara Pedas dari Senayan Ditujukan ke Jonan

Rabu, 14 Januari 2015 – 04:08 WIB
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Polemik kebijakan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menaikkan tarif batas bawah dari 30 persen menjadi 40 persen dari tarif batas atas bergulir di Senayan. Sejumlah anggota DPR memprotes kebijakan itu dengan kalimat-kalimat pedas.

Kebijakan itu dinilai merupakan kebijakan terburu-buru dan tidak mempertimbangkan keinginan rakyat.

BACA JUGA: Wasekjen Demokrat Ingatkan Presiden Jangan Masa Bodoh

Hal itu disampaikan oleh anggota komisi V Bahrum Daido saat Rapat Dengar Pendapat kemarin (13/1) dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Menurut legislator dari Partai Demokrat itu Menteri Perhubungan Ignasius Jonan tidak paham dengan kebijakan di penerbangan di Indonesia.

Sebab sebelum menjabat sebagai menhub, Jonan merupakan Dirut PT Kereta Api Indonesia (KAI). "Dia tidak paham. Ditambah lagi orang di sekelilingnya pun tidak bisa memberikan masukan," jelas Bahrum.

BACA JUGA: Bertemu Jokowi, Ical Akui Bicarakan Dua Hal

Kritikan keras juga disampaikan oleh Muhidin Mohamad Said. Wakil rakyat dari partai Golkar itu mengatakan penerbangan murah atau Low Cost Carrier (LCC) bukan penerbangan yang tidak mengedepankan aspek safety. Meskipun harganya ramah di kantong, LCC tetap menomor satukan aspek keselamatan. "Tidak ada hubungannya dengan keselamatan," ujarnya.

Menurut Muhidin, yang membuat LCC bisa murah yaitu maskapai melakukan efisiensi. Misalnya tidak memberikan penumpang makanan dan minuman. Jarak antar bangku hanya 19 cm tidak seluas maskapai full service seperti Garuda yang bisa mencapai 32 cm.

BACA JUGA: Kaltim Tuntut Otsus, Ini Tanggapan Tjahjo Kumolo

Efisiensi yang lain yakni seragam pramugari yang tidak sebagus maskapai yang bertarif mahal. Selain itu bentuk tiket pesawat yang hanya menggunakan kertas biasa. "Seharusnya Pak menteri belajar lebih dulu," jelasnya.

Menurut Muhidin pemerintah seharusnya melihat lebih jauh mengenai program LCC. pasalnya penerbangan murah memberikan keuntungan yang luar biasa pada dunia pariwisata di Indonesia. Ketika masuk musim liburan, banyak yang memanfaatkan pesawat tebang untuk pergi berlibur ke Bali atau ke destinasi wisata yang lain.

"Kalau gini wisata Indonesia akan rugi. Orang indonesia lebih memilih berlibur ke luar negeri daripada di dalam negeri," paparnya.

Dia menambahkan, seharusnya pemerintah tidak perlu mengurus bisnis penerbangan. Namun lebih mengatur bagaimana penerbangan di Indonesia lebih aman dan nyaman. Salah satu institusi yang harus diperbaiki yaitu Airnav. Muhidin meminta perum AirNav dilengkapi fasilitas seperti radar cuaca sehingga bisa memandu pilot ketika terbang.

Sementara itu, Ketua Komisi V Ferry Djemi Francis menjelaskan bahwa kebijakan kenaikan tarif batas itu akan dievaluasi ulang. Sebab, kebijakan yang dikeluarkan oleh Jonan itu terbukti tidak berbasis analisis pada penumpang.

Menurut Djemi, menhub tidak perlu gegabah dalam menyikapi jatuhnya insiden jatuhnya AirAsia QZ8501. Menurut dia seorang menteri harusnya berikir panjang. Jangan langsung menyalahkan bahwa insiden itu disebabkan safety pesawat LCC yang kurang.

"Bukan safety. seharusnya dia melakukan investigasi. Mungkin ATC-nya yang lemah," paparnya.

Lebih lanjut, Djemi menjanjikan akan mereview ulang kenaikan tarif batas bawah. Dalam waktu dekat komisi V akan kembali memanggil Jonan dalam rapat kerja. "Akan kami mintai pertanggungjawaban. Mengapa kok tarif batas bawah dinaikkan," tuturnya."

Sementara itu pengamat penerbangan Indonesia Ruth Hana Simatupang mendukung langkah dari DPR. Menurut dia, tidak seharusnya penerbangan murah dihilangkan. Sebab, selama ini mayoritas masyarakat Indonesia bisa terbang lantaran ada LCC. "Kebijakan kenaikan tarif batas bawah itu tidak tepat," ujarnya.

Menurut dia, sebaiknya pemerintah koreksi diri sebelum membuat kebijakan. Ruth mengaku di internal pemerintah masih banyak yang perlu diperbaiki.

Seperti pengawasan Otoritas Bandara pada maskapai dan layanan navigasi penerbangan yang dilakukan oleh AirNAv.  "Menurut saya perbaikan diri dulu sebelum membuat kebijakan," jelasnya. (aph)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Toke-toke Jabatan Bermain dengan Timnya Jokowi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler