Ini Trik agar Tidak Baper di Medsos, Gen Z Perlu Tahu

Minggu, 14 Agustus 2022 – 11:31 WIB
Yosi Mokalu, ketua umum Gerakan Nasional Literasi Digital, membocorkan trik bagi Gen Z agar tidak baper di medsos. Foto: dokumentasi Kemenkominfo

jpnn.com, JAKARTA - Orang tua diminta untuk menanamkan nilai moral dan etika kepada Gen Z atau Generasi Z agar tidak mudah menyerap dampak negatif dari internet, salah satunya, menanamkan nilai-nilai moral dan budaya yang mesti tetap dijunjung tinggi di tengah perkembangan teknologi yang pesat.

“Karena fasilitas teknologi ini terlalu banyak, harus menjaga nilai-nilai moral," kata Ketua Umum Gerakan Nasional Literasi Digital Siber Kreasi Yosi Mokalu dalam keterangannya, Minggu (14/8). 

BACA JUGA: Peduli Masa Depan Gen Z, Erick Thohir Ubah Program BUMN Hadapi Era Disrupsi

Dia melanjutkan nilai moral itu merupakan identitas dan jati diri bangsa di dalam berkomunikasi atau berselancar di dunia maya. Hal ini merupakan salah satu pilar di dalam kegiatan literasi digital yang digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama GNLD (Gerakan Nasional Literasi Digital) Siberkreasi dan (Organisasi Aksi Solidaritas Era) OASE Kabinet Indonesia Maju yang digelar di Manado baru-baru ini.

"Jangan gampang baper di media sosial, karena itulah mengapa menguasai literasi digital itu sangat penting,” kata Yosi Mokalu.

BACA JUGA: Kemenkominfo Ajak Pelajar Melek Literasi Digital Berbasis Kearifan Lokal

Artis dan juga penyiar radio Melaney Ricardo yang menjadi sala satu pembicara juga menekankan pentingnya masyarakat untuk cakap digital, khususnya Gen Z. Karena itu, mereka hidup di zaman yang serbadigital dan banyak dihabiskan dengan berinteraksi di ruang digital. 

"Agar tidak merusak karakter mereka, tentu dibutuhkan aturan atau tata krama di ruang digital," kata Melaney.

BACA JUGA: 4 Pamen Polda Metro Jaya Ditahan soal Kasus Brigadir J, Kombes Zulpan Beri Penjelasan

Dengan pemahaman literasi digital diharapkan kegiatan negatif semacam cyberbullying dan sebagainya tidak terjadi. Generasi muda malah bisa berkarya secara positif di ruang digital dengan menjadi kreator konten. 

"Intinya, yang penting konsisten membuat konten. Enggak apa-apa kalau viewers atau likes dikit, namanya baru mulai, semua YouTuber andal pun juga mulanya punya viewers yang sedikit. Karena mereka konsisten, seperti Raisa, GAC, akhirnya mereka bisa terkenal seperti sekarang,” ungkap Yosi Mokalu.

Ketua umum OASE Kabinet Indonesia Maju Tri Siswati, menyatakan internet menjadi kebutuhan setiap orang, tetapi lebih penting lagi juga harus belajar bertanggung jawab menggunakannya.

Menurut dia, salah satu yang menjadi penyebab rusaknya generasi muda adalah arus informasi yang datang begitu cepat sampai ke masing-masing orang dalam 24 jam. 

"Sebagai benteng pertahanan untuk terhindar dari bahaya arus informasi, yakni melalui literasi digital," kata Tri Siswati.

Di kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven Kandouw, menyatakan bahwa masyarakat dituntut untuk melek digital agar mampu menciptakan ruang digital yang positif. Hal ini terkait dengan upaya memanfaatkan ruang digital dengan bijaksana dan produktif. 

"Gunakan ruang digital secara bijaksana dan positif," ujar Steven Kandouw.

Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang dilakukan Kemenkominfo dan Katadata Insight Center pada 2021, saat ini Indonesia masih menduduki kategori “sedang” dalam hal kapasitas literasi digital dengan nilai angka sebesar 3.49 dari 5.00. Oleh karena itu, Kemenkominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi dan OASE Kabinet Indonesia Maju melaksanakan kegiatan literasi digital di berbagai wilayah. (esy/jpnn)


Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler