Ini Upaya BNI Mendukung Pemerintah Mencapai Bebas Emisi Pada 2060

Kamis, 12 Desember 2024 – 17:16 WIB
SEVP Credit Risk BNI Bun Hendra saat berbicara dalam acara Carbon Digital Conference Indonesia (CDC) 2024 bertema 'Reimagining Indonesia Carbon Market: Digital Innovations for Global Integrity' di Jakarta, Rabu (11/12). Foto: Dokumentasi BNI

jpnn.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI terus menunjukkan komitmennya mendukung pemerintah dalam mencapai target Net Zero Emissions (NZE) atau bebas emisi pada 2060.

Salah satu langkah nyata yang dilakukan BNI adalah melalui pembelian 40 ribu unit kredit karbon oleh anak usahanya, BNI Sekuritas.

BACA JUGA: BNI Jadi Bank Terbaik Peraih 5 Penghargaan BI, Ini Kontribusinya

SEVP Credit Risk BNI Bun Hendra menjelaskan langkah ini merupakan bagian dari strategi BNI untuk mencapai NZE lebih cepat, yaitu pada 2028 untuk operasional dan pada 2060 untuk portofolio pembiayaan.

Kebijakan ini sejalan dengan target pemerintah mencapai emisi nol bersih pada 2060 atau lebih cepat.

BACA JUGA: BNI Dorong Inklusi Keuangan lewat Peringatan Hari Disabilitas Internasional 2024

“Karbon kredit merupakan salah satu strategi untuk melakukan offset emisi,” ujar Bun dalam acara Carbon Digital Conference Indonesia (CDC) 2024 bertema 'Reimagining Indonesia Carbon Market: Digital Innovations for Global Integrity' di Jakarta, Rabu (11/12).

BNI juga menunjukkan komitmennya terhadap pembiayaan berkelanjutan.

BACA JUGA: Dukung Pertumbuhan Usaha Jatim, BNI Investor Daily Round Table Hadir di Surabaya

Hingga September 2024, BNI telah menyalurkan green financing senilai Rp 70,9 triliun, meningkat dari Rp 60,6 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Pembiayaan ini mencakup berbagai sektor hijau, seperti energi terbarukan sebesar Rp 10,18 triliun, bangunan hijau Rp 4,58 triliun, transportasi ramah lingkungan Rp 3,51 triliun, serta pengelolaan sumber daya alam dan penggunaan lahan Rp 31,97 triliun.

Secara keseluruhan, portofolio pembiayaan berkelanjutan BNI mencapai Rp 187,6 triliun atau setara dengan 26 persen dari total pinjaman.

“BNI juga menjadi bank pertama di Indonesia yang menerbitkan Green Bond,” tambah Bun.

Tidak hanya fokus pada pembiayaan sektor besar, BNI juga memberdayakan UMKM yang menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) melalui program unggulan BNI UMKM Ramah Lingkungan (BUMI).

Hingga saat ini, BNI telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 30,2 miliar kepada 133 UMKM.

Program lain, Jejak Kopi Khatulistiwa (JKK), memberikan dukungan kepada 424 petani UMKM dengan total pembiayaan Rp 54,5 miliar.

Inisiatif ini bertujuan mendorong inklusi keuangan sekaligus memperkuat ekosistem ekonomi hijau.

BNI juga aktif mengedukasi pelaku industri melalui program BNI ESG Sustainability and Transition Event (BEST).

Program ini membantu debitur dan pelaku usaha meningkatkan kapasitas dalam melakukan transisi menuju keberlanjutan.

Menurut Bun, masih banyak peluang BNI dalam mendukung ekosistem Bursa Karbon, seperti penyaluran pembiayaan bagi proyek-proyek yang terdaftar di Bursa Karbon dan penyediaan fasilitas kustodian pada perdagangan karbon.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono menyampaikan, Indonesia telah bekerja sama dengan Jepang melalui Mutual Recognition Arrangement (MRA) untuk perdagangan karbon bilateral.

“Indonesia membuka diri untuk berkolaborasi dengan berbagai negara demi menciptakan Carbon Market yang mudah diakses, andal, dan mampu menyejahterakan rakyat,” ujar Wamen Diaz.

Wamen Diaz berharap kolaborasi ini dapat mempercepat pencapaian target NZE Indonesia serta menyelamatkan dunia dari dampak perubahan iklim.

Dengan langkah-langkah konkret seperti pembelian kredit karbon, pembiayaan sektor hijau, hingga pemberdayaan UMKM berbasis ESG, BNI membuktikan perannya sebagai pionir keuangan berkelanjutan di Indonesia. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler