jpnn.com - JAKARTA--Dokter spesialis mata Rozalina Loebis SpM (K) menekankan pentingnya mengenakan pelindung mata ketika melihat gerhana matahari. Sebab, memandang langsung sinar matahari bisa menimbulkan gangguan penglihatan. Mulai yang ringan seperti mata kabur sampai kebutaan permanen.
Kerusakan mata lantaran gerhana matahari tersebut disebut solar retinopathy atau solar eclipse retinopathy. Prosesnya, saat melihat gerhana matahari secara langsung, sinar ultraviolet tertuju ke bagian retina mata yang disebut fovea-makula. Sinar itu akan merusak jaringan di daerah tersebut. Penyebabnya, peningkatan suhu di daerah mata.
BACA JUGA: Maaf, Tahun Ini 137 Ribu PNS Bakal Dirumahkan
''Obat penyakit ini tidak ada,'' ujarnya.
Karena itu, pencegahan penting untuk dilakukan. Caranya, memakai alat pelindung mata yang direkomendasikan NASA. Yakni, mengenakan kacamata hitam dengan filter welder no 14. Sayangnya, kacamata itu hanya tersedia di Amerika Serikat. Di Indonesia, cukup sulit mendapatkan kacamata tersebut.
''Saya sudah mencoba mencari di optik-optik, tapi tidak ada,'' imbuh Rozalina.
Meski begitu, ada pilihan lain. Yaitu, menggunakan filter matahari neutral density 5 (ND5). Jenis itu bisa dengan mudah ditemukan di optik. Untuk kacamata yang dijual bebas di mal, sebaiknya tanyakan dulu kepada pedagangnya soal dipakai atau tidaknya filter jenis tersebut.
Rozalina menjelaskan, melihat gerhana matahari juga bisa menggunakan teleskop atau kamera. Syaratnya, tetap memakai solar filter yang memenuhi persyaratan tersebut. Dengan alat perlindungan itu, fenomena langka gerhana matahari total bisa dilihat sampai selesai. ''Insya Allah aman karena alatnya sudah paten,'' tutur alumnus University of Utah John A. Moran Eye Center tersebut. (lyn/nir/c14/any/flo/jpnn)
BACA JUGA: Kisah Wanita Hamil Dilarang Keluar Rumah Saat Matahari Dimakan Setan
BACA JUGA: Gerombolan Kerbau Rawa Mengusik GMT Kalsel
BACA ARTIKEL LAINNYA... Marathon, Matangkan Badan Otorita Danau Toba
Redaktur : Tim Redaksi