Ini yang Diajarkan di Sekolah Lapang Daerah Irigasi

Senin, 18 Oktober 2021 – 14:10 WIB
Petani di Kabupaten Sopeng, Sulsel, saat mendapat pelatihan sekolah lapang daerah irigasi. Foto: DPIU Kabupaten Soppeng

jpnn.com, SOPPENG - Tim District Project Implementation Unit Integrated Participatory Development and Management Irrigation Program (DPIU IPDMIP) Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, optimistis program yang digulirkannya mampu mendongkrak kualitas SDM para petani.

Deputi Manager DPIU Kabupaten Soppeng Sulhukmi mengatakan para petani mendapat banyak manfaat dengan kehadiran IPDMIP terutama program sekolah lapang (SL) daerah irigasi (DI).

BACA JUGA: Lihat Gaya Para Bandit Ini di Polrestabes Surabaya, Anggota Polisi Sampai Bingung

Selama 12 kali pertemuan, peserta SL DI dibekali berbagai pengetahuan mengenai cara bertani yang efektif hingga pengelolaan keuangan skala mikro.

"Pesertanya melibatkan 25 kelompok tani (poktan). Dalam kurun waktu empat bulan, mereka kami godok dengan berbagai materi," ujar dia melalui keterangan tertulisnya, Senin (18/10).

BACA JUGA: Siapa yang Buang Bayi Ini? Ayo Mengaku

Total, lanjut dia, ada 300 petani yang terdiri dari 50 persen telah mengikuti SL-1 tahun 2021.

Sementara 50 persen belum pernah mengikuti SL aktif berdiskusi dan mengadopsi teknologi yang diperkenalkan, sebagai outcome adanya outreach yang luas terhadap manfaat proyek berupa pengenalan teknologi dan praktik-praktik bertani yang baik (diperoleh selama SL-1) kepada anggota poktan yang belum pernah ikut serta.

Sulhukmi menjelaskan selepas empat bulan melaksanakan Sl DI, pihaknya bersama tim menggelar acara bertajuk 'Forum Berbagi Pengalaman Bagi Petani' pada 3-7 Oktober 2021. Tujuannya untuk menampung beragam masukan dan saling sharing mengenai pelatihan yang telah dilaksanakan.

Selain itu lewat forum ini diharapkan terijadi peningkatan wawasan dan pengalaman, mendorong percepatan dan perluasan proses adopsi teknologi diantara petani dan sekaligus membangun keakraban.

"Setiap peserta tentu memiliki pengalaman yang berbeda-beda. Jadi forum ini kami laksanakan untuk saling menguatkan, memberikan masukan-masukan yang positif," jelas Sulhukmi.

Dijelaskannya, kegiatan ini dibagi ke dalam enam forum yang terdiri dari Forum A diikuti empat Poktan dilaksanakan di BPP Lalabata, Forum B diikuti empat Poktan dilaksankan di BPP Lalabata.

Kemudian, Forum C diikuti empat Poktan dilaksanakan di BPP Marioriawa, Forum D lima Poktan dilaksankan di BPP Donri donri, Forum E empat Poktan dilaksanakan di BPP Ganra dan Forum F empat dilaksanakan di BPP Ganra dimana disetiap forum diikuti sebanyak 50 orang peserta.

"25 orang di antaranya adalah anggota Poktan yang belum pernah ikut SL dan 25 orang yang sudah mengikuti SL-1. Peserta forum ini terdiri atas 30 persen wanita, Petani kecil dan petani milenial," kata dia.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan IPDMIP harus berperan dalam mendorong transformasi sistem pertanian tradisional menjadi modern.

Transformasi ini dilakukan melalui peningkatan kapasitas SDM pertanian.

“IPDMIP harus berperan mendorong proses transformasi dari sistem pertanian tradisional menjadi modern. Untuk itu, SDM-nya harus digarap lebih dahulu. Mereka adalah petani, penyuluh, petani milenial melalui pelatihan,” kata Dedi Nursyamsi dalam keterangan tertulisnya.

Sistem pertanian tradisional, katanya, dicirikan oleh produktivitas yang rendah, penggunaan varietas lokal, dikerjakan secara manual atau dengan bantuan tenaga ternak.

Sistem pertanian ini belum memanfaatkan mekanisasi pertanian serta teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

“Pertanian modern dicirikan masifnya varietas berdaya hasil tinggi, menerapkan mekanisasi dan pemanfaatan teknologi era industri 4.0,” kata Syahrul.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mengingatkan IPDMIP harus melaksanakan kegiatan-kegiatan yang memberikan dampak output dan outcome signifikan di lahan-lahan pertanian beririgasi.

IPDMIP dapat berperan melalui kegiatan training of trainer (TOT), training of facilitator (TOF), bimbingan teknis (bimtek) bagi Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KostraTani) di tingkat provinsi (Kostrawil) dan kabupaten (Kostrada).

“Tim NPIU juga harus melakukan akselerasi semua kegiatan melalui proses yang cepat, sistematis dan taktis,” katanya. (rhs/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler