jpnn.com - KUALA LUMPUR - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (DPDTT) Marwan Jafar menilai, ketahanan pangan dan gizi di Asia dan Pasifik harus menjadi prioritas utama dalam rencana kerja regional.
Hal ini diungkapnya menyusul adanya data yang menyebutkan bahwa lebih dari setengah penduduk miskin dunia berada di wilayah Asia dan Pasifik. Kondisi ini menjadi tantangan terbesar, karena berakibat pada kerawanan pangan dan gizi, terutama pada masa perubahan iklim.
BACA JUGA: Bisnis Hiburan dan Gaya Hidup Dongkrak Industri Kreatif
“Mengacu kepada prioritas SDGS (sustainable development goals) saya juga ingin menekankan bahwa daerah pedesaan harus menjadi sasaran utama, dengan cara membina ekonomi lokal, kapabilitas masyarakat pedesaan dan membangun klaster ekonomi saling terkait antar desa-kota,” ujar Marwan pada Konferensi Food and Agriculture Organization (FAO) regional Asia dan Pasifik ke 33 di Malaysia, Jumat (11/3).
Sebagai negara keempat dengan penduduk terbesar di dunia, Indonesia kata Marwan, menempatkan ketahanan pangan dan gizi sebagai isu prioritas. Sebab, isu tersebut memiliki keterkaitan yang kuat dengan pengembangan kualitas sumber daya manusia, yang sangat krusial bagi pembangunan nasional.
BACA JUGA: Soal Tax Amnesty, DPR Masih Tunggu Pemerintah
“Ada lima urutan pembangunan pedesaan. Yaitu, diversifikasi dari pelayanan yang baik, menciptakan dan memperkuat pasar, inisiasi industri olahan, penguatan peran organisasi desa dan membangun infrastruktur,” ujar Marwan, dalam pesan elektronik yang diterima redaksi.
Marwan menegaskan, Indonesia meyakini penerapan agenda untuk mengentaskan kelaparan serta mencapai ketahanan pangan dan gizi, membutuhkan komitmen serta kemitraan global. (gir/jpnn)
BACA JUGA: Asyik, Tak Lama Lagi Tiga Stasiun Lintas Tanabang Siap Beroperasi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gara-gara Tiga Penumpang yang Sudah Check in, Lion Air Tunda Penerbangan ke Medan
Redaktur : Tim Redaksi