jpnn.com - JAKARTA – Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Husni Kamil Manik meninggal tadi malam di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta.
Husni meninggal pukul 21.03 setelah dirawat sejak sehari sebelumnya. Rencananya, pejabat penting KPU yang berpenampilan kalem itu dimakamkan di Jakarta.
BACA JUGA: Bagi Yang Gak Mau Antre Panjang, Silakan Berangkat Siang Hari
Keluarga memutuskan tidak membawa pulang jenazah ke rumah keluarga besar di Padang, Sumatera Barat.
Berdasar informasi yang diperoleh Jawa Pos, mantan anggota KPU Sumatera Barat itu menderita sepsis atau septicaemia, semacam infeksi yang mengakibatkan peradangan di seluruh tubuh.
BACA JUGA: Hadapi Arus Mudik, Korlantas Instruksikan 5 Strategi Ini
Secara kasatmata, tidak begitu tampak bahwa seseorang menderita sepsis. Namun, hingga tadi malam, keluarga tidak kunjung mendapat kepastian soal penyakit yang diderita Husni.
Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay menuturkan, dirinya tidak begitu mengetahui penyakit yang diderita Husni.
BACA JUGA: Inilah Kenangan tentang Gaya Kepemimpinan Husni di KPU
’’Karena memang tampak baik-baik saja. Kadang memang pernah izin satu dua hari mau periksa ke dokter,’’ tuturnya saat ditemui di RSPP kemarin. Kolega-koleganya di KPU pun tidak mendiskusikannya lebih jauh.
Hingga tadi malam, keluarga belum memutuskan pemakaman mana di Jakarta yang akan menjadi tempat peristirahatan terakhir Husni. Sempat muncul usul agar Husni dikebumikan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata.
Sebab, tahun lalu Husni mendapat penghargaan Bintang Penegak Demokrasi dari Presiden Joko Widodo. Namun, rupanya, penghargaan tersebut belum masuk dalam undang-undang sebagai penghargaan yang penerimanya bisa dimakamkan di TMP.
Husni meninggal menjelang usia 41 tahun. Pria kelahiran 1975 itu akan berulang tahun pada 18 Juli mendatang. Husni meninggalkan seorang istri, Endang Mulyani, dan tiga anak, yakni M.A. Afifuddin Manik, 7; Abid W.A. Manik, 5,5; dan Nuraisyah H. Manik, 4,5.
Saat Jawa Pos datang di rumah dinas Husni di kawasan Pejaten, Jaksel, kemarin, sudah banyak pelayat, baik keluarga maupun kolega. Jenazah pria asal Medan yang tertutup kain batik cokelat itu dikelilingi kerabat dan kolega yang tak henti membacakan ayat-ayat Alquran.
Salah seorang kawan dekat Husni yang menolak menyebutkan namanya menuturkan, Husni merupakan sosok sederhana.
Sebelum meninggal, dia sempat memberikan pesan terakhir untuk KPU. ’’Kita ini sama-sama berjuang membuat KPU lebih baik. Jangan ada itu uang-uang yang tidak jelas,’’ ucapnya menirukan Husni. (byu/c5/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Salut! Purnawirawan Jenderal itu Siap Relakan Gaji untuk Gratiskan Tol
Redaktur : Tim Redaksi