Inilah 10 Daerah Pengakses Video Porno

Senin, 18 Maret 2013 – 12:38 WIB
Ilustrasi. Getty Images
KEMENTERIAN Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia telah melansir data tingginya transaksi dan jumlah pengakses situs-situs porno di Indonesia. Tingginya belanja akses situs porno yang mencapai USD 3.673 per detik atau setara dengan Rp 33 juta lebih setiap detiknya membawa nama Indonesia bertengger di peringkat tertinggi di dunia. Ini menjadi ancaman moral generasi penerus bangsa ini.

Dari data tersebut pengakses terbesar berasal dari kalangan siswa menengah pertama yang mencapai mencapai 4.500 pengakses, sedangkan 97,2 persen siswa SMA pernah mengakses situs esek-esek. Imbas dari permasalahan itu perilaku seks bebas di kalangan siswa kerap dijumpai. Kementerian Kominfo menyebut 62,1 persen siswa mengaku pernah melakukan hubungan seks dan 21,2 persen pernah melakukan aborsi.

Untuk tingkat provinsi Sulsel, termasuk dari 10 nama wilayah yang masuk sebagai daerah pengakses situs porno. Selain Sulsel, juga ada Jawa Tengah, Sumatera Utara, Bali, Yogyakarta, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Jawa Barat, dan Jakarta (Jabodetabek). Bagaimana dengan Kota Makassar? Dari sepuluh wilayah tersebut Makassar masuk dalam 10 besar sebagai penggemar pornografi.

Salah satu bukti imbas dari tingginya akses situs porno ataupun peredaran video porno dapat dilihat dari beberapa kejadian di Makassar. November, 2012 lalu Polsekta Biringkanaya menangkap dua orang siswa salah satu sekolah menengah, inisial AA, dan IL. Dia ditangkap karena dugaan kasus pemerkosaan terhadap seorang siswi salah satu sekolah menengah pertama inisial, ST, 13 tahun.

Kedua remaja ini bahkan menggilir perempuan itu di sebuah rumah di wilayah Kelurahan Sudiang. Contoh kasus lainnya adalah, pengungkapan praktik perdagangan manusia yang dilakukan Polda Sulsel. Hampir seluruh korban masih berusia pelajar. Ini menunjukkan sebagian kalangan pelajar yang ada di Makassar sudah pernah berhubungan seks.

Bahkan, juga terdapat anak yang masih berusia 15 tahun yang menjual keperawanannya. Itu di kalangan pelajar. Kasus lainnya yang melibatkan pemuda berusia 21 tahun adalah kasus remas dada. Seorang karyawan toko nekat memeras dada perempuan yang melintas di dalam kampus dan Jalan Perintis Kemerdakaan.

Pengakuan tersangka di hadapan penyidik tindakannya itu dilakukan setelah menonton video porno. Rasa penasaran memegang dada menjadi pemicunya. Karena itu perlu peran semua elemen masyarakat untuk mengatasi permasalahan ini. Salah seorang anggota DPRD Makassar, Hamsah Hamid, mengatakan, penyalahgunaan teknologi dan peredaran video porno yang sangat mudah sudah mengancam generasi muda.

Saat ini imbas dari permasalahan itu sudah merembet di kalangan murid sekolah dasar. Dimana, sambung dia, ada satu kasus ditemukan di dalam handphone salah seorang murid sekolah dasar terdapat sebuah video porno. Hal ini tentunya sangat memiriskan dan mengancam generasi penerus bangsa ini.

Mengatasi permasalah ini sedianya perlu peran kalangan orang tua. Orang tua harus mendidik anak-anak mereka dengan penekanan-penekanan terhadap nilai-nilai agama. Handphone yang diberikan dengan tujuan memudahkan komunikasi dengan anak-anak mereka harus selalu diperiksa. Demikian pula kalangan guru di sekolah.

Peran kalangan guru juga dibutuhkan. Kalangan guru di sekolah harus senantiasa melakukan razia pemeriksaan terhadap benda-benda yang dibawa para murid atau siswa. "Masalah ini bukan lagi masalah yang skala lokal tapi, internasional. Kuncinya adalah menanamkan nilai-nilai agama terhadap anak-anak. Baik di sekolah maupun di rumah," paparnya. (abg/sil)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Djoko Susilo Keberatan Penyitaan

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler