Pakaian yang dikenakan pemain tenis dalam event Australian Open tahun ini semakin canggih termasuk yang warna-warninya bisa tampak dalam kegelapan. Namun, evolusi baju pemain tenis telah berlangsung lama sejak pertandingan Wimbledon digelar pertama kalinya tahun 1877.
Tahun ini di Australian Open, pemain tenis putra mengenakan celana dan baju cukup ketat, sementara pemain putri mengenakan rok pendek. Namun baju pemain tenis tidak selalu seperti itu.
BACA JUGA: Resep Akhir Pekan: Kue Pisang Saus Mentega
Bahkan hingga kini, penyelenggara tenis Wimbledon masih begitu ketat menerapkan aturan pakaian bagi pemain. Aturan itu menyebutkan bahwa pemain hanya diperbolehkan mengenakan baju "putih saja" bukan yang keputih-putihan atau warna krim.
Wibledon hanya memperbolehkan satu garis warna di baju pemain namun garis warna tersebut tidak boleh lebih lebar dari satu sentimeter.
BACA JUGA: Obat Batuk Umum Berpotensi Sebabkan Alergi Anestesi Saat Operasi
Saat pertama kalinya Wimbledon menggelar kejuaraan tenis di tahun 1877, pemain putra mengenakan celana panjang dari bahan kain, sementara pemain putri mengenakan rok kain yang juga panjang menutupi seluruh kaki.
Jika diperhatikan, aturan pakaian tenis Wimbledon ini sama belaka dengan pakaian yang sehari-harinya digunakan orang saat itu.
BACA JUGA: Lleyton Hewitt Akan Pensiun dari Tenis di Tahun 2016
Tampaknya, warna putih menjadi pilihan mungkin dengan pertimbangan keringat akan lebih tampak di baju berwarna, apalagi jika diingat pemain putri saat ini masih juga mengenak pakaian berlapis bahkan termasuk korset!
Menurut sejarawan tenis Chris Elks, karena tenis berkembang di era Victoria di Inggris maka ekspektasi orang terhadap busana pemain tenis juga sangat ketat.
"Saat itu bahkan menampakkan tumit pun termasuk hal yang tabu," katanya.
Akibatnya, pernah terjadi peristiwa menghebohkan di Wimbledon tahun 1905 ketika pemain putri Amerika Mary Sutton bukan hanya menampakkan tumitnya, namun juga menggulung lengan bajunya!
Belakangan disebut-sebut ia melakukan hal itu karena "merasa kepanasan". Konon pakaian yang dikenakan Mary Sutton saat itu adalah baju milik ayahnya!
20 tahun kemudian, tepatnya tahun 1919, pemain putri asal Perancis Suzanne Lenglen mengejutkan semua orang dengan pakaian terbuka. Ia mengenakan rok yang dipendekkan dan baju yang tanpa lengan.
Busana Suzanne itu disebut-sebut mengubah pakaian pemanin tenis putri untuk selamanya.
Namun, pemain putra tampaknya tak seberuntung pemain putri dalam hal aturan busana.
Celana panjang masih dikenakan hingga tahun 1933, saat Henry "Bunny" Austin menjadi pemain pertama yang masuk ke lapangan Wimbledon dengan celana pendek.
"Konon saat ia meninggalkan hotel, ia didekati orang yang mengingatkannya jangan-jangan ia lupa celana tenisnya," kata Elks lagi.
Perubahan berikutnyanya mulai menyangkut warna busana.
Saat Joy Gannon mengenak baju dengan lengan warna pastel di tahun 1947 dan Betty Hilton mengenak rok warna biru di tahun 1948, penyelenggara sampai harus menyatakan bahwa busana tenis harus berwarna putih saja.
Pakaian kedua pemain itu dirancang oleh Teddy Tinling yang segera saja menjadi terkenal sebagai desainer busana tenis dunia.
"Di akhir tahun 1940an Betty memasuki lapangan Wimbledon melawan pemain AS dengan busana putih dilengkapi garis-garis warna biru muda rancangan Teddy Tinling," jelas Elks.
"Begitu Betty tiba di lapangan, kapten tim Amerika Hazel Wightman menyatakan pemainnya tidak akan bermain sampai Betty mengganti bajunya kembali ke warna putih polos," tambahnya.
Di tahun 1949, baju rancangan Tinling kembali membuat heboh setelah dikenakan oleh Gertrude "Gussie" Moran.
Tinling sendiri empat kali tampil sebagai pemain ganda putra di Wimbledon namun tampaknya ia lebih dikenal sebagai desainer busana tenis bagi pemain legendaris termasuk Billie Jean King dan Chris Evert.
Di tahun 1972, kejuaraan US Open menjadi ajang pertandingan tenis internasional pertama yang membolehkan baju berwarna selain putih.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Piala Asia 2015: Socceroos Siap Gilas Korsel di Final