Video ancaman berbau SARA itu berjudul "Koboy Cina Pimpin Jakarta". Kini video itu sudah menyebar luas di internet terutama di situs Youtube. Video itu diunggah oleh akun bernama "PP10Tahun1959" pada 12 Agustus 2012 lalu.
Awalnya ketika video itu dibuka muncul pidato Presiden RI pertama, Soekarno yang menjelaskan dirinya baru kembali menginjakkan kaki di bumi Jakarta. "Saudara-saudara sekalian, Alhamdulilah di hadirat Allah SWT, ini hari aku telah menginjak kembali di Bumi Jakarta," sebut pidato Bung Karno dalam video tersebut.
Bersamaan dengan suara pidato itu dimunculkan foto-foto rasis, seperti foto selembar stiker bertuliskan "Awas! Bahaya Laten, China Koruptor". Selain itu ada foto demonstrasi yang diduga diambil dari kerusuhan Mei 1998 yang menggambar massa yang membawa spanduk bertuliskan "Usir Cina dari Jakarta".
Tak hanya itu, si pengunggah juga menambahkan tulisan yang disadur dari pidato Bung Karno "Putra daerah itu pemimpin di daerahnya sendiri itu harga mati."
Setelah itu, dalam video berdurasi dua menit tersebut, muncul seorang pria yang mengisi narasinya. Wajahnya disamarkan dengan warna kekuning-kuningan. Ia derdiri dengan memegang sebilah senjata tajam serupa dengan sebuah parang.
Di belakangnya terdapat latar video kerusuhan 1998. Dengan suara serak pria tersebut mengancam warga Tionghoa agar tidak berpartisipasi dalam Pilkada DKI Jakarta putaran ke II.
"Kami pemuda penyelamat Jakarta memberi ultimatum kepada warga keturunan untuk tidak memilih di pemilukada atau...."
Setelah pria tersebut melontarkan ancamannya, muncul video kerusuhan Mei 1998 di berbagai wilayah di Jakarta. Saat peristiwa itu memang banyak warga keturunan Tionghoa menjadi korban penganiayaan. Pada menit ke 01:08, pria itu kembali melanjutkan ancaman yang sama.
"Kami pemuda penyelamat Jakarta memberi ultimatum kepada warga keturunan untuk tidak memilih di pemilukada atau...."
Pengunggah juga menyematkan tulisan, "Sengaja ku buat PP No 10 Thn 69 untuk kemaslahatan pribumi" pada video tersebut.
Sedikitnya tercatat 16.036 clicker yang sudah menyaksikan video di Youtube tersebut.
Di bawahnya terdapat 330 komentar masyarakat yang memperdebatkan isi video. Jumlah aplikasi "Dislike" pada video mencapai 918 orang. Sedangkan "Like" atau masyarakat yang setuju dengan video itu hanya berjumlah tujuh orang.(flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Siskohat Butuh Revitalisasi
Redaktur : Tim Redaksi