jpnn.com - JPNN.com – Penjualan sepeda motor menunjukkan penurunan sepanjang 2016.
Hingga November lalu, pejualan sepada motor turun delapan persen bila dibandingkan periode yang sama 2015 lalu.
BACA JUGA: Dahlan Kendarai Ferrari Bernama Tucuxi
''Sampai November 2016, penjualannya sudah sekitar 5,9 juta unit. Sampai akhir tahun sepertinya akan lebih dari 6,1 juta unit digabungkan dengan pasar ekspor,'' ujar Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Gunadi Sindhuwinata di Jakarta, Selasa (27/12).
Bila mengacu pada target penjualan yang sudah direvisi sebesar enam juta unit, sambung Gunadi, pencapaian pada 2016 memang sedikit melebihi target.
BACA JUGA: Kadal yang Jadi Mobil Tercepat di Dunia
Namun, jumlah tersebut masih lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang menembus angka lebih dari 6,4 juta unit.
Untuk tahun depan, Gunadi memprediksi angkanya tidak akan jauh berbeda atau stagnan, yaitu di kisaran 6,1 juta unit.
Pasar kendaraan roda dua diperkirakan masih akan tetap lesu, terutama pada semester pertama.
''Di paruh pertama 2017 saya rasa tidak akan terjadi pertumbuhan, meskipun ekonominya tumbuh. Di paruh kedua harapannya ada perbaikan, karena itu bisa menjadi indikasi pasar sepeda motor akan naik di tahun-tahun berikutnya,'' imbuhnya.
Kendati demikian, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk kendaraan roda dua mencapai angka Rp 6 triliun.
Namun angka tersebut tidak termasuk pajak-pajak lainnya.
''Pajak-pajak yang dikenakan pada kendaraan motor, maupun mobil itu 43 persen (untuk satu kendaraan dari semua total pajak yang dikenakan), jumlah pajaknya itu jenisnya ada 26 jenis termasuk PPh (Pajak Penghasilan) dan macam-macam,'' jelasnya.
Namun, beragam jenis pajak itu bukan berarti sesuatu baik.
Menurut Gunadi, hal itu justru harus dibenahi.
''Karena semakin banyak, semakin tidak jelas pungutannya juga tidak tahu kemana,'' tambahnya. (dew)
Redaktur & Reporter : Ragil