jpnn.com, JAKARTA - Kantor Komunikasi Kepresidenan menunjuk enam orang juru bicara yang akan bertugas sesuai keahlian masing-masing untuk memberikan informasi kepada publik.
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mengatakan keenam juru bicara itu merupakan tenaga ahli utama yang memiliki spesifikasi atau keahlian tertentu.
BACA JUGA: Bertemu Sekjen PBB, Prabowo Tegaskan RI Dukung Penguatan Pasukan Perdamaian di Palestina
"Ada yang punya spesialisasi di pemerintahan, urusan politik dan urusan hukum dan ada yang di bagian ekonomi,” kata Hasan usai melantik pejabat dan jajaran Kantor Komunikasi Kepresidenan di Jakarta, Senin (18/11).
Keenam juru bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan itu yakni Philips Vermonte, Adita Irawati, Ujang Komaruddin, Prita Laura, Dedek Prayudi, dan Hariqo Wibawa Satria.
BACA JUGA: Presiden Prabowo Mengungkapkan Kerinduannya
Hasan mengatakan keberadaan enam juru bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan akan membuat informasi pemerintahan mengalir kepada masyarakat dengan baik.
“Selama ini banyak undangan permintaan wawancara media. Selama ini saya sendiri, tentu saya tidak mampu untuk bisa memenuhi semua keingintahuan teman-teman, apalagi undangan televisi diskusi,” ujar Hasan.
BACA JUGA: Prabowo: Indonesia Dukung Energi Terbarukan & Pengurangan Emisi Karbon
Dengan adanya juru bicara, lanjut dia, setidaknya jauh lebih banyak permintaan wawancara yang bisa dipenuhi.
"Pesan pemerintah tetap mengalir kepada masyarakat,” imbuhnya.
Adapun dalam sambutan pada saat pelantikan para pejabat Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan mengingatkan kepada seluruh jajarannya untuk menimbang seluruh informasi yang diutarakan kepada publik.
“Jangan sampai kecepatan mengorbankan akurasi,” pintanya.Hasan Nasbi mengibaratkan Kantor Komunikasi Kepresidenan sebagai organisasi paling hilir dalam pemerintahan, bak tempat penampungan air.
Meski air atau informasi yang ditampung bisa saja tidak jernih, namun dia meminta kepada seluruh jajaran untuk memastikan informasi yang keluar dari Kantor Komunikasi Kepresidenan adalah informasi yang jernih, yang bisa memuaskan dahaga publik.
“Kalau air yang keluar dari Kantor Komunikasi Kepresidenan tidak jernih, masyarakat bisa salah paham, bisa kehilangan kepercayaan kepada masyarakat,” kata Hasan. (antara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jalankan Arahan Presiden Prabowo, Mendes Yandri Pilih Bermalam di Desa Margorejo
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga