Inilah Pelanggaran di 33 Provinsi Versi Prabowo-Hatta

Minggu, 27 Juli 2014 – 12:28 WIB
Sejumlah Pendukung Prabowo-Hatta mendatangi Gedung Mahkamah Konstitusi untuk berunjuk rasa menjelang pengajuan gugatan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) oleh pasangan Prabowo-Hatta di jalan Medan Merdeka barat Jakarta (25/7). Foto : Iwan Tri wahyudi/ Indopos/JPNN.com

jpnn.com - TIM Pembela Merah Putih terlihat serius melaporkan pelanggaran Pilpres 2014. Dugaan pelanggaraan dirinci hingga 33 provinsi. Semua laporan gugatan itu kini sudah diserahkan ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Ya, berdasarkan dokumen Permohonan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2014 yang telah dipublikasi melalui situs resmi www.mahkamahkonstitusi.go.id, beberapa dugaan pelanggaran yang dapat diinformasikan antara lain terjadi di Provinsi Aceh. Di Bumi Serambi Mekah itu, ditemukan kejanggalan bahwa jumlah seluruh Pengguna Hak Pilih provinsi tidak sama dengan jumlah surat suara yang digunakan.

BACA JUGA: Takut Hukuman Berat, Andi Ragu Banding

Kubu Prabowo-Hatta menyebut Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Provinsi Aceh beserta jajarannya tidak dapat menjalankan tupoksinya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga Pilpres yang demokratis tidak tercapai.

Di Provinsi Sumatera Utara, tepatnya Kabupaten Nias Selatan, kubu Prabowo-Hatta mengatakan bahwa KPU setempat menggunakan kekuasaannya untuk mengubah hasil perolehan suara pasangan calon menjadi 100 persen hingga 200 persen.

BACA JUGA: KPU Dituding Disogok Rp 25 Miliar Karena Menangkan Jokowi

Pada bagian ini Tim Prabowo-Hatta menyatakan telah mengajukan keberatan kepada panitia pengawas pemilu (Panwaslu) dan telah diakomodasi dengan dikeluarkannya rekomendasi pemungutan suara ulang di sejumlah TPS, namun rekomendasi itu belum dijalankan KPU di sana.

Lalu di Provinsi Sumatera Barat, diduga terjadi pelanggaran terstruktur, sistematis dan masif berupa mobilisasi pemilih melalui daftar pemilih khusus tambahan (DPKTb). Hal ini menurut tim Prabowo-Hatta, terindikasi dari jumlah seluruh pengguna hak pilih tidak sama dengan jumlah suara sah dan tidak sah.

BACA JUGA: Husni Disebut Punya Hubungan Kerabat dengan JK

Di Provinsi Riau, Jambi serta Bangka Belitung, tim Prabowo-Hatta menyatakan bahwa terdapat masing-masing 444.756, 213.789 dan 78.581 pengguna hak pilih yang bermasalah.

Sementara di Lampung dan Jakarta juga terdapat dugaan mobilisasi pemilih melalui DPKtb. Khusus di Provinsi DKI Jakarta, pengawas pemilu telah merekomendasikan kepada KPU DKI Jakarta agar dilakukan pengecekan terhadap 5.817 TPS serta Pemungutan Suara Ulang (PSU) di 13 TPS. Namun hanya rekomendasi PSU yang dijalankan oleh KPU.

Untuk Provinsi Jawa Barat, tim Prabowo-Hatta mengaku tidak mendapatkan respon yang kuat dari KPU setempat untuk mengakomodir serta menyelesaikan penyimpangan-penyimpangan yang telah diajukan melalui pengawas pemilu.

Sedangkan dugaan pelanggaran lain juga dinilai terjadi di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Bali, NTB, NTT, seluruh provinsi di Pulau Kalimantan dan Sulawesi, Maluku Utara, serta Papua dan Papua Barat.

Atas dasar itu, Tim Pembela Merah Putih yang terdiri dari 95 pengacara memohon kepada MK untuk mengabulkan permohonan seluruhnya. (indopos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 3 Isu Menerpa KPU Usai Menetapkan Jokowi-JK Pemenang Pilpres


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler