jpnn.com - JAKARTA - Ketua DPR Ade Komarudin dan Kakorlantas Polri Irjen Agung Budi Maryoto memantau situasi arus mudik menggunakan helikopter di sepanjang jalur Pantura, Tol Cipali dan Tol Pejagan-Brebes Timur, Senin (4/7). Akom -sapaan Ade- mengatakan, meski masih terjadi kemacetan parah di sejumlah titik, namun Polri sudah bekerja maksimal dalam menangani arus mudik.
Namun, khusus untuk pintu keluar tol Brebes Timur atau yang kini dikenal dengan sebutan Brexit memang ada kemacetan parah. Penyebabnya adalah penyempitan dan pertemuan jalur yang sama-sama mengarah ke timur.
BACA JUGA: Ketua DPR Sebut Tol Brebes Belum Beres
"Di situ padat sekali, sedangkan antrean panjang, di bahu jalan. Nah di luar juga, begitu mereka keluar dari sana, kendaraan juga menumpuk," kata Akom di di Lapangan Bhayangkara, Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (4/7).
Ia menjelaskan, ada beberapa penyebab kemacetan di Brebes Timur. Pertama adalah banyaknya pemudik yang mengantre di rest area tol Brebes Timur, sehingga mengakibatkan penyempitan jalur.
BACA JUGA: Angkut Pemudik ke Bima, Pelni Kembali Operasikan KFC Jetliner
Kedua, lanjut Akom, hanya ada lima loket pembayaran di pintu keluar tol Brebes Timur. Padahal, volume kendaraan dari arah barat dalam jumlah besar sehingga antrean saat membayar pun menjadikan kemacetan semakin panjang.
"Di pintu tol di Cikarang Utama ada 35 pintu. Di sana (Brebes Timur, red) cuma lima pintu. Begitu keluar dari sana ada satu titik dari arah Pantura yang dari sini padat, dari arah Pantura juga padat," paparnya.
BACA JUGA: Prediksi, Saat Lebaran Bakal Ada Banjir Rob di Semarang
Ketiga, sambung Akom, pemudik yang baru saja keluar dari pintu Brebes Timur langsung berhadapan dengan titik-titik oemberhentian. Antara lain persimpangan yang masuk ke jalur Pantura, perlintasan kereta api yang setiap 20 menit ditutup, serta antrean di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
Hal itulah yang menyebabkan kemacetan di tol Brebes Timur. Untuk solusi ke depan, kata Akom, sebaiknya ada fly over di atas jalur rel KA bagi kendaraan yang keluar dari pintu Brebes Timur.
"Evaluasi yang akan datang dan jangka panjang, yang paling penting itu soal fly over Brebes. Karena ada pintu kereta, yang setiap 20 menit sekali menutup akhirnya macet. Itu lebih bagus diatasi dengan fly over," jelas Akom.
Politikus Golkar itu menambahkan, antisuasme pemudik menggunakan tol Pejagan-Brebes Timur memang tinggi. Sedangkan berdasarkan pengamatan dari udara, justru ada jalur-jalur mudik yang terpantau lancar.
"Kalau melihat itu lebih bagus pergunakan jalan-jalan alternatif. Tidak hanya jalan tol yang dinikmati. Karena semua orang berbondong-bondong ke sana dan akhirnya tumpuk di situ semua. Kan bisa lewat Jomin, Kopo, dan jalur Selatan. Kami sarankan pemudik lewat jalur alternatif biasanya sebelum jalur tol Brebes jadi," cetusnya.
Meski demikian Akom mengakui kinerja polisi dalam mengurai kemacetan di sepanjang jalur-jalur itu sebenarnya sudah maksimal. "Kita terus terang saja tadi puas dengan kinerja polisi. Bagus mengatasinya di sana (Brebes Timur)," ujarnya.(mg4/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Prediksi, Saat Lebaran Bakal Ada Banjir Rob di Semarang
Redaktur : Tim Redaksi