Inilah Tiga Perbedaan Piala Dunia U-20 di Indonesia dan Korea, Catat!

Kamis, 23 Februari 2023 – 20:50 WIB
Suasana Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) di Senayan, Jakarta, Jumat (6/3/2020). SUGBK merupakan salah satu venue yang diajukan untuk menggelar pertandingan Piala Dunia U-20. FOTO: ANTARA/Puspa Perwitasari/wsj.

jpnn.com, JAKARTA - Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 (World Cup U-20) mulai 20 Mei 2023 mendatang. Kejuaran dua tahunan ini seharusnya digelar di Indonesia pada 2021 lalu.

Namun, karena Pandemi Covid-19, Piala Dunia U-20 akhirnya ditunda hingga digelar tahun ini. Dalam 12 tahun terakhir, hanya dua kali Piala Dunia U-20 digelar di Asia, yakni 2017 di Korea Selatan dan tahun ini di Indonesia.

BACA JUGA: Piala Dunia U-20: Indonesia Tanpa Marselino-Ronaldo-Ferrari

Lalu apa yang akan menjadi pembeda antara Piala Dunia U-20 di Indonesia dan Korea Selatan? Mari kita simak sejumlah data dan fakta ini.

Penonton
Pada Piala Dunia U-20 2017 di Korea Selatan tercatat ada 410.795 fans sepak bola yang menonton di total 52 pertandingan. Rata-rata penonton di setiap pertandingan sekitar 7.899 orang.

BACA JUGA: Kogamti Dukung Menpora Amali dan PSSI Sukseskan Piala Dunia U-20 2023

Dengan menggunakan 6 stadion berkapasitas mulai 19.646 penonton (Stadion Incheon) hingga terbesar 42.655 penonton (Stadion Suwon) tak heran banyak bangku penonton yang terlihat kosong. Bahkan pertandingan semifinal antara Italia dan Inggris hanya dihadiri oleh 5.329 penonton dengan kapasitas stadion 42.477 penonton

Pada Piala Dunia U-20 2017, penonton yang ramai hanya terdapat pada pertandingan yang menghadirkan tuan rumah dan babak final antara Venezuela melawan Inggris dengan 30.346 penonton.

BACA JUGA: Harapan Legenda Sepak Bola Indonesia untuk Shin Tae Yong Menjelang Piala Dunia U-20

Meskipun belum pernah menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, namun kejuaraan seperti Piala Asia U-19 di Indonesia bisa menjadi perbandingan. Pada 2018 lalu, laga Indonesia U-19 melawan Jepang U-19 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, dipenuhi oleh 60.154 penonton.

Pertandingan ini sekaligus menjadi pertandingan AFC U-19 dengan penonton yang terbanyak sejak 1977. Patut dicatat pamor AFC U-19 masih di bawah World Cup U-20, sehingga minat penonton pasti lebih tinggi untuk World Cup U-20.

Minat masyarakat Indonesia bukan hanya sebagai penonton, tetapi juga sebagai panitia sukarelawan. FIFA menyatakan 100.000 orang telah melamar menjadi volunteer hanya dalam 10 hari sejak pendaftaran dibuka.

“FIFA sangat bersemangat untuk menyelenggarakan Piala Dunia U-20 di Indonesia, negara yang terkenal dengan kecintaannya pada sepak bola,” kata Jaime Yarza, Direktur Turnamen FIFA menanggapi banyaknya volunteer yang mendaftar seperti dikutip dari situs resmi FIFA.
Sementara pada Piala Dunia U-20 di Korea hanya melibatkan panitia sebanyak 36.931 orang dan 1.041 di antaranya adalah sukarelawan.

Pertandingan di 6 Kota dan 3 Pulau
Piala Dunia U-20 di Korea Selatan digelar di stadion yang memiliki jarak relatif dekat. Dari 6 stadion, hanya Stadion Jeju yang berada di pulau lain, sementara 5 Stadion memiliki jarak berdekatan. Misalnya Stadion Incheon dan Stadion Suwon hanya berjarak kurang dari 40 KM.

Sementara Piala Dunia U-20 di Indonesia akan berlangsung di 6 kota di 3 pulau. Stadion yang akan menjadi ajang laga adalah Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Stadion Si Jalak Harupat Bandung, Stadion Manahan Solo, Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Stadion Gelora Sriwijaya Palembang, dan Stadion Kapten I Wayan Dipta Bali.

Hal ini tentu akan lebih menarik untuk para penonton yang berasal dari dalam negeri dan mancanegara. Mereka bisa menonton pertandingan sambil menikmati keindahan Bali maupun kuliner di Solo, Palembang dan kota lain.

Sebagai perbandingan lain, 6 stadion yang digunakan Indonesia memiliki kapasitas rata-rata 35.554 penonton, lebih tinggi dibandingkan stadion yang digunakan Korea sebesar 33.150 penonton.

Opening & Closing Ceremony
Piala Dunia U-20 di Indonesia merupakan yang pertama kali menggelar upacara pembukaan atau opening ceremony, sesuatu yang tidak pernah dilakukan sebelumnya.

Permintaan opening ceremony ini berasal dari Presiden Joko Widodo dan telah direstui oleh Presiden FIFA Gianni Infantino. Pemerintah pun telah menunjuk mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio untuk mengkomandoi Opening Ceremony Piala Dunia U-20.

Wishnutama sebelumnya memimpin Opening dan Closing Ceremony di Asian Games 2018 yang memukau ratusan ribu penonton dan atlet yang hadir. Wishnutama juga berhasil memukau puluhan pemimpin negara saat menggelar pertunjukan pada Gala Dinner G20 Summit di Bali, November 2022 lalu.

Janji Erick
Ketua PSSI Erick Thohir menyatakan Indonesia akan menghadirkan Piala Dunia U-20 yang berbeda dibandingkan dengan kejuaraan serupa sebelumnya. “PSSI bersama Pemerintah bekerja keras untuk menghadirkan Piala Dunia U-20 yang menarik sehingga akan dikenang oleh masyarakat Indonesia dan para mancanegara,” ujar Erick.

Erick mengatakan perbedaan Piala Dunia U-20 akan langsung terlihat pada saat opening ceremony dengan menghadirkan pertunjukan kelas dunia terbaik. “Bentuknya seperti apa masih rahasia, jadi tunggu saja,” ujarnya.

Sebagai Ketua PSSI, Erick juga mengatakan Tim Nasional Merah Putih terus mematangkan persiapan untuk berlaga pada Mei mendatang. Menurut Erick, PSSI dan Pemerintah mengharapkan Timnas Indonesia bisa lolos dari babak penyisihan dan masuk ke 16 besar.

“Harapan kami tentu Timnas bisa lolos terus, namun paling minimal bisa lolos dari babak penyisihan grup,” kata Erick.(dkk/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler