jpnn.com - TERNATE – Langit Ternate perlahan berubah warna. Yang awalnya cerah, pelan-pelan kehilangan sinarnya. Puncaknya pada Rabu (9/3) pukul 09.53.15 WIT, ketika kegelapan total menyelimuti kota pulau tersebut.
Kegelapan itu singkat saja. Hanya 2 menit 40 detik. Namun dalam kurun waktu sesingkat itu, beragam ekspresi ribuan manusia yang menyaksikan bulan dan matahari ‘bertemu’ sontak muncul.
BACA JUGA: Ganjar Pranowo Seruput Kopi Rempah & Telusuri Jejak Bung Karno di Ternate
Kumandang zikir mewarnai langit, memuji hasil karya Tuhan. Tak sedikit pula yang meneteskan air mata, terharu menyaksikan pemandangan yang bisa jadi merupakan pengalaman sekali seumur hidup.
Saat bersamaan, di Masjid Raya Almunawwar, ribuan jamaah menjalankan salat kusuf. Dipimpin imam besar Almunawwar Habib Muhammad Bagir, salat dua rakaat gerhana berjalan khidmat. Sementara di sejumlah titik, ribuan lainnya menyaksikan langsung puncak Gerhana Matahari Total (GMT) Rabu (9/3) kemarin.
BACA JUGA: Citilink Resmi Buka Rute Baru Halim-Ternate
Salah satu titik pengamatan gerhana paling ramai di Ternate adalah landmark kota di Jalan Pahlawan Revolusi. Lokasi ini terbilang strategis, lantaran berada tepat di tepi laut di pusat Kota Bahari Berkesan.
Bersama ribuan warga, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Ternate Burhan Abdurahman-Abdullah Tahir memilih titik ini untuk menyaksikan. Tampak pula sejumlah tokoh nasional seperti mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan RI Tedjo Edhy Purdijatno, mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Andrinof Chaniago, Bupati Bone Bolango Hamim Pou, Ketua Umum Rumah Kreasi Indonesia Hebat (RKIH) Kris Budihardjo, serta istri Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Shobibah Rohmah hadir di situ.(cr-2/udy/ado/kai/fri/jpnn)
BACA JUGA: Sita Ganja di Lapas Kelas 2A Ternate, Polda Malut Periksa Tiga Narapidana
Redaktur : Friederich