Innalillahi, Jules Bianchi Embuskan Napas Terakhir

Minggu, 19 Juli 2015 – 19:14 WIB
SELAMAT JALAN: Jules Bianchi meninggal setelah mengalami koma selama sembilan bulan akibat trauma otak. (Shizuo Kombayashi/AP)

jpnn.com - NICE – Suasana sedih kembali menyelimuti ajang balap Formula 1. Setelah 21 tahun tragedi Ayrton Senna, publik balap jet darat itu kembali berduka. Terkapar koma selama sembilan bulan, Jules Bianchi akhirnya menyerah pada cedera diffuse axonal yang dialami.

Pembalap asal Italia itu mengembuskan napas terakhirnya di Centre Hospitalier Universitaire, Nice, Sabtu (18/7).

BACA JUGA: Liverpool Sepakati Transfer Bomber Bidikan MU

Sulit bagi keluarga Bianchi melupakan tanggal 5 Oktober 2014. Penerus kejayaan dinasti balap mereka mengalami kecelakaan pada Grand Prix Jepang di Sirkuit Suzuka. Kondisi lintasan yang basah mengakibatkan Bianchi, yang membela Marussia-Ferrari, kehilangan kontrol atas mobilnya.

Itu kali kedua Bianchi mengalami kecelakaan di GP Jepang. Sebelumnya, pada 2013, dia mengalami selip yang membuatnya keluar dari lintasan. Lokasinya pun persis dengan yang dialaminya saat GP 2014. Namun, Bianchi tak seberuntung tahun sebelumnya.

BACA JUGA: Xavi Hernandez Tetap Dukung Total Kemerdekaan Catalunya

Setelah keluar dari lintasan, mobilnya langsung menghantam tractor crane yang tengah memindahkan mobil Adrian Sutil.

Bianchi segera dibawa ke rumah sakit di Prefektur Mie untuk mendapatkan pertolongan pertama. Saat itulah, diketahui Bianchi mengalami cedera diffuse axonal atau trauma otak. Dia lantas diterbangkan ke Prancis untuk mendapatkan perawatan maksimal.

BACA JUGA: Ikuti Turnamen, Fisik Pemain Jadi Fokus Persib

”Rasanya sangat tidak tertanggungkan. Itu adalah siksaan dalam keseharian kami. Itu tampaknya lebih buruk daripada kehilangan dia dalam kecelakaan tersebut. Sebab, kami tidak mampu berbuat apa pun untuk membantunya,” terang ayah Bianchi, Philippe.

Juara GP Jepang 2014 Lewis Hamilton bahkan merasa bahwa kemenangan yang diraihnya tak berarti. ”Sulit rasanya untuk mengatakan apa pun setelah akhir pekan di Jepang. Sebelumnya, aku sangat gembira dengan kemenanganku. Namun, setiba di pit, aku merasa itu tak berarti apa pun setelah apa yang dialami Jules,” terang Hamilton.

Efek insiden Bianchi itu membuat FIA langsung melakukan kajian ulang. Sebab, selain kondisi lintasan yang basah, kurang terangnya penerangan lintasan ditengarai kuat menjadi penyebab kecelakaan Bianchi.

FIA pun langsung mengubah jadwal grand prix di lima negara yang berbeda, yakni Australia, Malaysia, Tiongkok, Jepang, dan Rusia. Jadwal race di lima negara tersebut dilangsungkan lebih awal demi keamanan pembalap.

Di sisi lain, kecelakaan itu memupus harapan keluarga untuk melihat masa kejayaan Bianchi di Formula 1. Pembalap yang meninggal di usia 25 tahun tersebut merupakan cucu Mauro Bianchi, juara tiga kali balap mobil kategori GT. Kisah sukses juga dimiliki kakek buyut Bianchi, Lucien Bianchi. Lucien merupakan juara 24 Hours of Le Mans 1968 dan menjadi pembalap Formula 1.

Duka itu semakin mendalam mengingat kecelakaan yang dialami Bianchi terjadi ketika kemampuannya telah diakui. Keberhasilan meraup poin pertama di GP Monaco 2014 membuat Bianchi mendapat predikat sebagai pembalap Ferrari masa depan. Apalagi, Bianchi pernah berstatus pembalap cadangan di tim kuda jingkrak itu.

Namun, dukungan bagi keluarga Bianchi terus mengalir. Musim ini pembalap Renault Romain Grosjean mengenakan helm yang didesain khusus sebagai tribute kepada Bianchi. Kehadiran Bianchi pun masih berbekas di timnya.

”Jules adalah bakat yang cemerlang. Dia bisa melakukan hal besar dalam olahraga kami. Sosok yang lembut, ramah, dan bermotivasi tinggi. Sosok manusia yang hebat. Susah menggambarkan betapa kesedihan menyelimuti kami di pagi hari ini,” ujar team principal Manor Marussia Formula 1 John Booth.

Hal itu diakui Philippe Bianchi menjadi penyemangat bagi keluarganya pada masa sulit saat ini. Menurut dia, pesan yang disampaikan orang-orang membuktikan bahwa Bianchi telah memberikan cahaya pada hidup mereka.

”Jules telah berjuang hingga napas terakhirnya. Namun, hari ini perjuangannya telah sampai di garis finis,” tulis Jules Bianchi Fans Club. (rif/c11/ady)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Formasi 4-2-3-1 Benitez Ternyata Bikin Madrid Melempem


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler