Inovasi Teknologi Memperlambat Proses Penuaan Dini

Kamis, 20 Desember 2018 – 14:35 WIB
Prof Dr Fedik Abdul Rantam, peneliti dari Pusat Stem Cell Research and Development Universitas Airlangga (Unair). Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com - Menjadi tua adalah kodrat. Namun, dengan inovasi teknologi, proses penuaan dini di wajah bisa diperlambat.

Mesya Mohamad, Bogor

BACA JUGA: Pemasaran Produk Inovasi Teknologi Butuh Regulasi Pemerintah

STEM CELL adalah sel regeneratif yang kini populer di dunia kecantikan. Produk inovasi teknologi ini bukan hal baru di luar negeri. Namun, jadi barang anyar di Indonesia. Walaupun banyak kalangan publik figur sudah memanfaatkan teknologi tersebut untuk membuat wajahnya lebih awet muda.

Mereka rela menghabiskan dana ratusan juta rupiah untuk mendapatkan perawatan kecantikan dengan stem cell di luar negeri. Hasilnya fantastis, usia di atas 40 masih serupa wajah 20-an tahun.

BACA JUGA: 6 Cara Memperlambat Proses Penuaan

Kok bisa? Menurut Prof Dr Fedik Abdul Rantam, peneliti dari Pusat Stem Cell Research and Development Universitas Airlangga (Unair), kulit dan wajah akan muda karena proses sel regeneratif (stem cell) itu.

Stem cell atau sel punca merupakan sel yang belum berdiferensiasi dan mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk berkembang menjadi banyak jenis sel berbeda di dalam tubuh.

BACA JUGA: Kini, Dompet dan Kunci Rumah pun Bisa Di-Missed Call

Sel punca juga berfungsi sebagai sistem perbaikan untuk mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak. Dia juga bisa menghasilkan produk profaktor, EGF, tumbuh berkembang menjadi kulit, dan lain-lain.

Jadi sel ini menghasilkan produk profaktor yang bisa menstimulasi aktivitas sel ini menjadi sel normal. Nah itulah yang digunakan untuk kecantikan, anti-aging. Ketika dioleskan mampu menstimulasi sel di bawahnya untuk naik.

"Sel yang tua (mati, red) lepas yang muda naik, menggantikan yang kulit tua. Caranya tentu ada reseptornya di sel itu, ketika ditangkap maka akan merangsang signaling di sel itu, untuk menggantikan sel yang rusak," jelas Fedik yang ditemui dalam Ekspose Produk Inovasi sebagai Capaian Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) di Bogor, Rabu (19/12).

Untuk menstimuasi bisa dilakukan dengan beragam cara. Bukan suntik saja tapi juga melalui tetes, oles dan lainnya seperti serum. Itu untuk merangsang sel agar menjadi sel yang normal.

Menurut ahli sel ini, proses pemulihan sel berlangsung setiap 19 hari. Normalnya seperti itu. Itu siklusnya (renewal), ada juga yang cukup dua minggu, misalnya untuk menghaluskan.

Proses regenerasi sel yang cepat ini, kata Prof Fedik, tidak berbahaya. Sebab, stem cell yang dipakai divalidasi, artinya sel yang tidak mungkin tumbuh terus menerus seperti sel kanker. Kalau sel multikoten yakni sel yang terbatas menjadi sel tertentu. Biasanya dari bayi yang sudah lahir. Tapi kalau masih embrio itu sel purikoten, makanya embrio anak itu tidak boleh digunakan karena bisa menjadi kanker.

"Prinsipnya, kami tetap seleksi selnya harus antikanker, infeksi virus, dan lainnya. Semua harus bebas dari penyakit seperti HIV, Herpes, Gonorhoe dan lainnya. Kalau lolos baru bisa dipakai tapi kalau masih infeksi tidak boleh digunakan. Misalnya orang yang pernah kena penyakit herpes itu selnya sudah tidak bisa dipakai stem cell," paparnya.

Saat ini stem cell anti-aging dikembangkan bersama PT Phapros dan menunggu izin BPOM untuk produksinya. Targetnya tahun depan sudah bisa diproduksi besar-besaran.

Dia berharap, stem cell ini bisa menjadi produk inovasi teknologi yang bisa mendorong start up baru. Di Indonesia produk anti-aging masih didominasi bahan kimia. Tahun depan, untuk kali pertamanya akan diproduksi anti-aging dengan bahan sel (biologi).

Prof Fedik - peneliti stem cell anti-aging - sudah berkutat dengan sel sejak 1984. Tahun 1990-an dia tinggal di Jerman dan bekerja dengan dunia sel. Dari pengalaman di Jerman itu dia mengembangkan sendiri.

Hasil pengembangannya itu Prof Fedik bisa menghasilkan stem cell anti-aging dan pelangsing. Sebenarnya, stem cell sudah dipakai juga untuk mengobati pasien diabetes, kanker, dan beberapa penyakit lainnya bekerja sama dengan RS dr Soetomo.

"Untuk anti-aging kami kembangkan dengan Phapros. Sedangkan pelangsing akan gandeng perusahaan lain. Risetnya sudah kami lakukan sejak 2008 dan sampai sekarang terus dilakukan untuk mendapatkan produk inovasi teknologi lainnya," pungkasnya. (esy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... 10 Tahun Lagi, Banyak Pekerjaan PNS Diambil-alih Teknologi


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler