Inspektorat Periksa 47 Kepala Sekolah

Kamis, 20 September 2012 – 16:38 WIB
SAMARINDA - Kasus Lembar Kerja Siswa (LKS) “bajakan” di Kecamatan Samarinda Ilir masih bergulir. Terbaru, sebanyak 47 kepala SD di kecamatan itu diperiksa Inspektorat Daerah (Itda) Samarinda pada Senin (17/9).  Meski sudah ada mekanisme pemeriksaan terhadap puluhan kepala sekolah, Pengawas TK/SD Samarinda Ilir, Mulyo Warsito dan Juwaini --pelaporan awal kasus ini-- sangsi kalau kepala sekolah tersebut menjawab semua pertanyaan dengan murni.

Juwaini mengaku mendapat bocoran kalau semua kepala SD sudah diarahkan oleh Nurhayati, kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Samarinda Ilir. Dia bercerita, Nurhayati sebelumnya diinstruksikan Itda untuk memberitahukan seluruh kepala SD di Samarinda Ilir pada Kamis (13/9). Kemudian, masih menurut Juwaini, Nurhayati mengumpulkan seluruh kepala SD pada Jumat (14/9). Nah, di pertemuan itu, dia mendapat kabar, semua kepala sekolah sudah diarahkan untuk merespons pertanyaan dengan jawaban sama.
 
Ada dua butir pertanyaan yang diarahkan. Pertama, tentang bersedia atau tidak kepala sekolah menarik kembali LKS. Kedua, bersedia atau tidaknya mengembalikan keuntungan penjualan LKS.

Dua item itu ada pada pertanyaan terakhir yang diajukan Itda. Ada sepuluh pertanyaan yang dilontarkan petugas saat pemeriksaan.  “Saya mendapat bocoran kalau semua kepala sekolah diajak menolak penarikan LKS,” terang Juwaini.

Dirinya sangat menyayangkan jika hal itu benar terjadi. Dia dan Warsito berpandangan, LKS adalah praktik ketidakadilan dalam dunia pendidikan. Sebab, dia menduga, kepala sekolah mendapat banyak keuntungan dari penjualan LKS yang oleh Itda Samarinda sebelumnya dikatakan sebagai plagiat. 

Selain itu, LKS ini juga ditengarai melanggar Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. “Kalau banyak yang enggak mau (menarik LKS), pasti masuk ranah pengadilan,” kata, Juwaini.

Beberapa kepala SD di Samarinda Ilir, saat dikonfirmasi Kaltim Post, tak bersedia memberikan penjelasan. Di antara mereka hanya menjawab dengan membenarkan kalau ada pemeriksaan dari Itda. Tapi, ditanya lebih lanjut tak ada yang mau menjawab.

Sementara itu, Inspektur Itda Samarinda Hermanus Barus masih di luar kota. “Saya masih di Jakarta, nanti kalau saya kembali baru saya jelaskan,” kata Barus.

Sedangkan Nuryayati, saat disambangi di kantornya  Rabu (19/9) siang, tidak di tempat. Beberapa waktu lalu, media ini pernah meminta nomor handphonenya, tapi dia tak memberi. “Kalau nomor hape (handphone) saya enggak bisa saya kasih, Mas,” katanya, beberapa waktu lalu.

Sebagai informasi, terakhir kali media ini menemui Nurhayati pada  Selasa (4/9). Saat itu, dia tak enggan komentar banyak, karena sedang menjalani pemeriksaan di Itda Samarinda.

“Saya enggak mau ngomong panjang lebar, biarkan saja ditindaklanjuti Itda,” ucapnya, kala itu.(*/her/luc/far)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Google Didesak Blokir Film Anti – Islam

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler