JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) belum bernafas lega meskipun ujian nasional tingkat SMP/sederajat dan SMA/sederajat 2012 sudah tuntas. Tugas berikutnya, memperbaiki kualitas pendidikan di daerah yang jeblok nilai unasnya. Selain untuk jenjang SMA/sederajat, intervensi Kemendikbud juga untuk tingkat SMP/sederajat.
Mendikbud Mohammad Nuh menuturkan, daerah-daerah yang memperoleh nilai kurang bagus dalam unas jenjang SMP tidak bisa dibiarkan memperbaiki kualitas pendidikannya sendirian. "Pemerintah pusat tetap berkewajiban membantu mengintervensi peningkatan kualitas pendidikan," katanya.
Sejatinya, urusan pendidikan tingkat SMP/sederajat ini bukan menjadi wewenang pemerintah pusat. Tetapi sudah menjadi wewenang pemerintah daerah, dalam hal ini pemkab atau pemkot. Namun, Nuh menegaskan untuk urusan peningatakan kualitas pendidikan tidak perlu terlalu berlebihan memisahkan wewenang itu.
Nuh menyebutkan, provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) masih menjadi juru kunci unas di tingkat SMP/sederajat maupun SMA/sederajat. Menurut menteri asal Surabaya itu, pemerintah pusat tidak bisa membiarkan NTT berlari sendiri untuk mengerjar pencapaian daerah-daerah lainnya.
Ibarat perlombaan lari, Nuh mengatakan NTT itu sejatinya sudah berlari. Tetapi dia baru mulai berlari ketika daerah-daerah lain sudah berada jauh di depan mereka. Selain itu, kecepatan larinya NTT tidak secepat daerah-dearah lainnya. Untuk itu, Kemendikbud memiliki kewajiban untuk mempercepat posisi NTT sehingga bisa sejajar dengan provinsi-provinsi lainnya.
Kemendikbud sendiri menyiapkan beberapa langkah intervensi untuk NTT yang terus-terusah menjadi juru kunci prestasi unas. Nuh mengatakan, intervensi dilakukan dengan cara yang khusus. Diantaranya, melihat peta kelemahan dunia pendidikan di NTT.
Potensi kelemahan dunia pendidikan di NTT bisa disebabkan karena kualitas guru yang belum mumpuni, infrastruktur pendidikan yang tidak layak, hingga anggaran pendidikan yang rendah sehingga tidak bisa memberikan penguatan materi pendidikan.
Dari tiga potensi penyebab rendahnya pendidikan di NTT itu, Nuh mengatakan Kemendikbud sudah menyiapkan jawabannya. Jika ternyta di NTT masih banyak guru yang belum berkualitas, akan diikutkan dalam gerbong pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG). Upaya lainnya adalah, menyekolahkan guru sehingga bergelar sarjana. Ini dilakukan mengingat bisa jadi masih banyak guru di NTT yang hanya tamatan SMA.
Sementara itu, untuk menggenjot kualitas infrastruktur pendidikan di NTT, Kemendikbud juga menyiapkan alokasi rehab sekolah rusak di daerah tersebut. Beasiswa-beasiswa pendidikan diharapkan juga terus mengalir untuk menunjang pendidikan anak setempat. (wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pendaftar Membludak, Panitia Jamin Ketersediaan Bangku Ujian
Redaktur : Tim Redaksi