Investasi Kesehatan untuk Masa Depan yang Lebih Sehat

Kamis, 03 Desember 2020 – 07:50 WIB
dr. H. Mohamad Subuh, MPPM (Staf Ahli Kemenkes Bidang Ekonomi) bersama moderator Jeremy Teti memberikan keterangan dalam dialog mengenai vaksinasi: pencegahan vs pengobatan di Jakarta. Selasa, 1 Desember 2020. Foto: Kominfo/KPC PEN.

jpnn.com, JAKARTA - Di masa pandemi COVID-19 ini kebutuhan di bidang kesehatan meningkat drastis dan seperti tidak ada batasnya. Biaya hingga ratusan juta dihabiskan agar dapat pulih dan sehat.

Perawatan COVID-19 memakan biaya rata-rata Rp184 juta per pasien, ditambah perawatan khusus di ICU Rp15 juta per hari, dan perawatan tambahan untuk pasien dengan penyakit penyerta Rp17 juta per hari.

BACA JUGA: Seperti Ini Cara Vaksin Covid-19 Didistribusikan ke Daerah

Sementara, kemampuan pemerintah untuk menanggung biaya penyembuhan dan bantuan terkait COVID-19 bukan tanpa batas.

Pemerintah mengelola resources secara optimal dengan fokus pemulihan kesehatan, dan tidak menghabiskan biaya yang besar dengan cara-cara upaya pencegahan.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Rizieq Minta Maaf, Kapolri Kumpulkan Jenderal dan Kombes, Ketum Ansor Kirim Ratusan Banser

“Kondisi sekarang, pemerintah sudah all-out. Dari sektor kesehatan dananya begitu besar, stimulus perekonomian juga dananya besar. Tujuannya adalah ingin menyehatkan individu," kata Staf Ahli Bidang Ekonomi Kesehatan Kemenkes dr. H. Mohamad Subuh, MPPM.

Dia mengatakan, kalau individu sehat, keluarga sehat, tatanan masyarakat sehat, produktivitas dan pendapatan juga meningkat, maka pendapatan negara juga ikut naik.

BACA JUGA: 5 Kontak Erat Anies Baswedan Positif COVID-19, Anak Buah: Mereka Tertulari Bersama-sama

"Jadi negara yang sehat bukan hanya secara jasmani tetapi juga secara finansial,” lanjut Mohamad Subuh.

Hal ini diungkapkannya dalam Dialog Produktif dengan tema ‘Vaksinasi: Pencegahan vs Pengobatan’ yang diselenggarakan oleh Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) di Media Center KPC PEN, Selasa (1/12).

Pihaknya lantas menyitir suatu pepatah; more money for health and for health making money- yang dapat diartikan, perbanyaklah uang untuk kesehatan, nanti kesehatan itu sendiri akan menghasilkan uang.

"Karenanya, sangat penting untuk sadar secara individu bahwa kesehatan adalah aset yang paling penting," ucapnya.

Kesehatan itu dikatakannya dapat dilihat sebagai barang konsumtif- yang merupakan kebutuhan jangka pendek. Tetapi untuk jangka jangka panjangnya adalah sebuah investasi.

"Itu fakta yang harus dipahami. Tiap individu harus sadar bahwa dengan mereka sehat dan melindungi diri sendiri, itu adalah suatu investasi bagi mereka," pungkasnya.(*/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler