Investasi Mobnas Butuh Rp 90 Miliar

Kamis, 26 Januari 2012 – 06:16 WIB

JAKARTA - Industri mobil nasional (mobnas) bisa melaju kencang pada tahun ini. Seperti, pengembang mobnas merek Esemka siap menginvestasikan Rp 90 miliar untuk pengembangan industri. Modal tersebut mencukupi untuk memproduksi 300 unit mobil. 

Walikota Solo Joko Widodo mendorong investor lokal untuk mengembangkan Esemka. "Untuk sekarang investor masih lokal. Seperti Solo Techno Park yang merupakan BLUD (Badan Layanan Umum Daerah, Red)," ucap dia usai rapat dengan Komisi VI DPR, Rabu (25/1).

Selain itu, sejumlah pihak sudah menyatakan ketertarikan untuk berinvestasi dalam pembuatan massal Esemka. Disebutkan, ada tiga perusahaan nasional dan empat perusahaan lokal Solo. Diakui, investasi untuk pengembangan industri mobnas tidak terlalu besar atau sekitar Rp 90 miliar.

Rinciannya, Rp 50 miliar untuk pembangunan gedung seluas 6.000 meter persegi dan sarana pendukung. Sedangkan, sisa Rp 40 miliar sebagai modal awal. Menurut perhitungannya, investasi tersebut bisa untuk memproduksi 300 unit mobil.

"Kalau kecil mudah dihandle, daripada nanti investasi besar tapi kalau ada apa-apa sulit. Nah, setelah semuanya benar baru dibesarkan. Saat ini, izin belum keluar seperti uji emisi dan NIK (Nomor Identifikasi Kendaraan, Red)," urai dia.

Ditargetkan, awal bulan depan izin bisa keluar. Dikatakan, setelah semua perizinan keluar pihaknya siap memproduksi Esemka secara massal. Untuk itu, minggu depan pihaknya berencana mengirimkan Esemka ke Jakarta. "Kemungkinan Maret bisa ngejar, karena pasarnya sudah ditangkap dan brand sudah terbentuk," ucapnya.

Disebutkan, kemampuan produksi saat ini mencapai 200-300 unit per bulan. Sedangkan, kalau semua perizinan sudah beres bisa ditingkatkan menjadi 500 unit per bulan. Rencananya, mobil Esemka akan diproduksi oleh PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) dan didukung oleh Solo Techno Park. Selain itu, pabrikan juga mendapat dukungan dari sejumlah UKM yang tersebar di Pasuruan, Surakarta, Madiun, Bekasi, Sukabumi, dan sejumlah daerah lain.

"Nah kami menginginkan agar PT SMK bisa menjadi pemegang principal . Karena Esemka ini kan brand Indonesia. Saat ini saja jumlah pemesanan Esemka mencapai 5.000 unit," ucapnya. 

Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Budi Darmadi mengatakan pengembangan mobil nasional sudah dimulai sejak 2007 lalu. Sejumlah merek nasional tersebut di antaranya Tawon, Gea dan Kancil. Sejalan dengan dukungan terhadap mobnas, pihaknya mengupayakan agar ada investor yang tertarik dan turut mengembangkan.

"Kita sedang mencari investornya," tukasnya. Selain itu, industri komponen dalam negeri pun siap mendukung pengembangan mobnas. Budi menyebutkan, ada 900 industri untuk memenuhi kebutuhan komponen bagi produsen pengembang mobnas.

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima menuturkan akan memberikan dukungan dari sisi kebijakan. Seperti, uji emisi, penerbitan dokumen kendaraan, hingga mobil tersebut nanti layak jalan. Selain itu, pihaknya juga mendorong agar pemerintah, pemda serta perbankan bisa memberikan kemudahan dan insentif pada para investor yang berminat mengembangkan mobnas

"Terkait emisi, kami akan mengundang Kementerian Perhubungan. Karena untuk emisi ada satu spesifikasi khusus. Dengan begitu, mobnas tidak terjebak pada satu masalah," tandas dia.

Sedangkan berkaitan dengan program low cost and green car, lanjut dia, harus sejalan dengan pengembangan mobnas. Menurut Aria, jangan sampai program tersebut menghambat upaya pengembangan industri mobnas ke depan.

"Ini bahaya, karena yang diberikan ijin untuk membuat mobil yang ramah lingkungan adalah mobil-mobil ATPM. Ini yang akan kita kritisi pada rapat kerja. Hendaknya pemberian insentif itu harus sejalan juga insentif untuk mobil-mobil nasional," tutur dia. (res)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri ESDM Dituding Bangkrutkan Pertamina


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler