JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengeluarkan analisis tentang pengurangan resiko bencana (PRB) sebagai investasi pembangunan. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyatakan, saat ini risiko bencana terus meningkat.
Bahkan di Indonesia, bencana dan kemiskinan ibarat lingkaran setan yang saling mempengaruhi. "Bencana menyebabkan kemiskinan. Sebaliknya kemiskinan meningkatkan bencana," kata Sutopo, Jumat (18/5).
Menurutnya, penanggulangan bencana menjadi urusan bersama, yaitu pemerintah, dunia usaha (swasta) dan masyarakat. Dunia usaha dapat berperan dalam pengurangan risiko bencana (PRB).
Beberapa manfaat PRB bagi pembangunan di antaranya setiap USD 1 diinvestasikan dapat mengurangi USD 4-7 dari dampak bencana. "Perusahaan-perusahaan yang buruk dalam praktek manajemen risiko ternyata menderita 20 kali lipat lebih besar daripada perusahaan yang menerapkan PRB. Nilai kerugian yang buruk pengelolaan resikonya bisa mencapai lebih USD 3 juta, sedangkan yang baik pengelolaannya kerugiannya hanya USD 620 ribu," papar Sutopo.
Dia mencontohkan, di Karibia biaya tambahan 1 persen dari seluruh nilai bangunan untuk PRB seperti untuk rumah tahan gempa, dapat mengurangi kerugian maksimum hingga sepertiganya. "Sementara di Indonesia belum banyak penelitian yang khusus mengkuantifikasi manfaat PRB terhadap bencana. Namun manfaat PRB bisa lebih besar daripada negara-negara lain," jelasnya.
Meski demikian PRB itu sudah diterapkan dalam proyek pembangunan waduk kecil di Bantul Yogyakarta dengan nilai investasi Rp 78 juta. Proyek itu dikerjakan secara mandiri oleh masyarakat.
Proyek di Bantul itu ternyata berhasil mengatasi bencana kekeringan,sehingga sekarang masyarakat dapat menanam padi hingga 3 kali tanam per tahun. "Jadi tidak pernah kekeringan, pendapatan ekonomi pun meningkat," pungkasnya.(Fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KNKT Yakin Posisi FDR Dekat CVR
Redaktur : Tim Redaksi