Ipda Liliana, Polwan Cantik dan Cerdas, Ibunya Tionghoa

Selasa, 15 Agustus 2017 – 07:40 WIB
Ipda Liliana Wijaya Jonni. Foto: ANGGI PRADITHA/KALTIM POST

jpnn.com, BALIKPAPAN - Ipda Liliana Wijaya Jonni, Kanit Regident Satlantas Polres Balikpapan, Kaltim, bersiap-siap meninggalkan Polres Balikpapan.

Bukan pindah tugas, melainkan menempuh pendidikan S-2 di University of Leeds London, Inggris selama setahun.

BACA JUGA: Polwan Cantik Bripda Annisa Sungguh Baik Hati, Mengharukan…

Tes yang diikuti polisi wanita (Polwan) berusia 23 tahun ini beberapa waktu lalu, lulus dan dapat beasiswa jurusan transport planning.

Sebelumnya, ketika lulus Akpol 2015, Lili langsung ditempatkan di Polda Kaltim. Dengan tugas awal sebagai kepala SPK Polres Balikpapan, kemudian Kanit Dikyasa dan Kanit Regident.

BACA JUGA: Bripda Ismi di Antara Dijodohkan Kaesang dengan Reposting Surat Untuk Calon Suamiku

Di Polda Kaltim, Lili tercatat satu-satunya polisi keturunan Tionghoa yang muslim. Anak kedua dari tiga bersaudara ini lahir di Jakarta namun besar di Jepara, Jawa Tengah.

Garis keturunan Tionghoa didapatkan Lili dari ibunya, Sri Astuti yang lahir di Jepara. Namun besar di Kabupaten Sintang, Kalbar.

BACA JUGA: Bripda Ismi Aisyah dan Kaesang Pangarep Foto Bareng, Netizen: Muka Jodoh

Kakek dan nenek Lili penduduk asli Sintang. Sedangkan ayahnya, Jonni Amidal asli Sumatra Barat.

Menjelang keberangkatan Liliana, sempat diumumkan dalam sebuah apel rutin yang dipimpin oleh Kapolres Balikpapan AKBP Jeffri Dian Juniarta yang dihadiri jajarannya.

“Mudah-mudahan selama proses belajar di London akan banyak ilmu yang diserap. Saya atas nama rekan-rekan mengucapkan selamat,” ungkap Jeffri, seperti diberitakan Kaltim Post (Jawa Pos Group).

Liliana merupakan sosok perempuan yang mudah bergaul. Itu juga tuntutan tugas, yang harus kerap bercengkerama dengan masyarakat. Dari keluarga besarnya, hanya dia yang menjadi polisi.

“Baru saya (menjadi penegak hukum), paling banyak jadi pedagang,” tuturnya. Keseharian keluarga besarnya di Sintang menggunakan bahasa “Khek”. Bahasa daerah yang digunakan dalam pergaulan sehari-hari.

Dari cerita orangtuanya, dulu hendak menikah sangat susah. Ini dikarenakan, ibunya keturunan minoritas.

“Cerita Amoi (panggilan ibu) dulu susah menikah kalau berbeda etnis, namun akhirnya jadi juga,” tuturnya, tersenyum. (aim/rsh/k15)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Apa Jadinya Jika Polwan Cantik Bripda Ismi Bersama Anak Presiden Jokowi?


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler