jpnn.com, JAKARTA - PT GoTo atau Gojek Tokopedia Tbk mengumumkan rencana penawaran umum perdana saham Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Diharapkan IPO tersebut berpotensi terbesar di Indonesia dan dapat menghimpun pendanaan Rp 15,2 triliun atau USD 1,1 miliar.
BACA JUGA: Bidik Lebih Banyak Warung Kelontong, GoToko Lanjutkan Ekspansi
CEO Grup GoTo Andre Soelistyo mengatakan langkah itu merupakan salah satu momen paling membanggakan dalam sejarah perusahaan.
"Tahun ini memasuki tahap akhir untuk menjadi perusahaan terbuka yang tercatat di BEI," ungkap Andre, Selasa (15/3).
BACA JUGA: Shopee, Jadi E-commerce Terbanyak yang Digunakan Masyarakat
Andre mengungkapkan IPO GoTo siap menunjukkan kepada dunia, bahkan ke seluruh kawasan Asia Tenggara.
Perusahaan ekosistem layanan on-demand, e-commerce, dan financial technology itu menghubungkan jutaan konsumen, mitra pengemudi, dan merchants.
BACA JUGA: Konsumen Sudah Bisa Pesan Royal Enfield Classic 350 di Tokopedia
Artinya, PT GoTo memiliki misi mendorong kemajuan bagi semua orang di tengah pertumbuhan ekonomi digital.
"Kami bangga dari kesederhanaan di awal berdiri, kami mendapatkan kepercayaan dari jutaan konsumen, mitra pengemudi, dan pedagang, serta didukung oleh berbagai investor global terkemuka," kata Andre.
Ekosistem yang juga menggabungkan layanan on-demand, e-commerce, dan financial technology melalui platform Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial siap membawa sinergi yang kuat.
Dari data Euromonitor 2020, keberadaan GoTo mampu berkontribusi lebih dari dua persen PDB Indonesia.
Total potensi pasar di Indonesia yang tersedia untuk Grup GoTo memiliki prospek pertumbuhan yang sangat signifikan.
Sebagai pemimpin pasar di setiap lini bisnisnya dan didukung keunggulan sinergi, dan efek jaringan dalam ekosistem besar yang terintegrasi, Grup GoTo memiliki posisi yang kuat untuk memanfaatkan pertumbuhan pasar ini.
Pasar on-demand services diperkirakan akan tumbuh dari sekitar Rp 77,8 triliun (USD 5,4 miliar) pada 2020 menjadi sekitar Rp 259,2 triliun (USD 18 miliar) pada 2025.
Sementara itu, pasar e-commerce untuk barang fisik diperkirakan akan tumbuh dari sekitar Rp 642,2 triliun (USD 44,6 miliar) pada 2020 menjadi Rp 1.980,0 triliun (USD 137,5 miliar) pada 2025.
Selanjutnya, pasar financial technology services diperkirakan akan tumbuh dari sekitar Rp 256,3 triliun (USD 17,8 miliar) pada 2020 menjadi Rp 1.009,0 triliun (USD 70,1 miliar) pada 2025. (mcr28/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Seperti ini Persaingan E-commerce di Tengah Kemeriahan Akhir Tahun
Redaktur : Rasyid Ridha
Reporter : Wenti Ayu