jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah Iran menilai Indonesia dapat berperan ikut membantu meredakan ketegangan setelah serangan militer Amerika Serikat yang menewaskan Mayor Jenderal Qassem Solemaini pekan lalu.
"Indonesia adalah negara pionir, salah satu pendiri gerakan nonblok, dan saat ini Indonesia adalah anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Tentu Indonesia dapat mengambil peran dalam merespons ketegangan setelah kematian Soleimani," kata Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Azad kepada ANTARA saat ditemui di kantornya.
BACA JUGA: Harapan Presidium MPPI Kepada Jokowi Terkait Konflik AS vs Iran
Menurut Azad, Pemerintah Iran membutuhkan pihak-pihak yang dapat berpikir rasional sehingga insiden serangan militer AS terhadap Soleimani dapat dicermati dengan akal sehat.
"Kemarin saya telah menemui (Menteri Luar Negeri RI) Ibu Retno dan kami telah membahas situasi yang berkembang di kawasan. Saya pikir kita butuh pihak-pihak yang rasional dan tindakan-tindakan yang rasional," terang Azad.
BACA JUGA: Puluhan Pelayat Tewas Mengenaskan Saat Pemakaman Jenderal Iran
Menurut dia, aksi zero-sum-game yang ditunjukkan lewat serangan militer AS sebagaimana diperintahkan Presiden Donald Trump merupakan aksi yang tak masuk akal.
"Kepemimpinan transaksional yang ditunjukkan Trump tidak menghendaki adanya kompromi atau win-win solution, melainkan harus ada yang menang dan kalah," tambah Azad.
BACA JUGA: Pemimpin Uni Eropa Memohon Iran Kembali ke Kesepakatan Nuklir
Menurut dia, Pemerintah Iran telah berupaya menjadi pihak yang rasional dengan tunduk pada kesepakatan nuklir (JCPOA). Namun, rangkaian tekanan, ancaman, dan serangan militer yang ditujukan terhadap pimpinan militer Iran menghancurkan upaya damai yang telah ditempuh dalam beberapa tahun terakhir.
"Sekarang jika panglima militer negara anda dibunuh oleh unit politik tertentu (negara lain). Siapa yang akan bertanggung jawab? Apa yang akan anda lakukan?" sebut Azad bernada retoris. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil