Iran Pilih Anggota Parlemen

Sabtu, 03 Maret 2012 – 04:24 WIB

TEHERAN - Kali pertama sejak pemilihan presiden (pilpres) pada 2009 lalu, Iran kembali menggelar pemilihan umum (pemilu). Kemarin (2/3), pemerintahan Presiden Mahmoud Ahmadinejad itu menggelar pemilu parlemen untuk memilih 290 anggota Majlis.
      
Antrean panjang terlihat di tempat-tempat pemungutan suara di ibu kota dan kota-kota besar lain. Stasiun televisi pemerintah memperlihatkan gambar antrean di sejumlah tempat pemungutan suara dan menuliskan judul "kekecewaaan bagi mereka yang berharap buruk" pada tayangan tersebut.
   
Para pengamat politik Iran menyebut antusiasme rakyat dalam pemilu legislatif kemarin sebagai bentuk solidaritas nasional. "Ini merupakan simbol kelahiran kembali negeri ini," kata seorang pengamat politik kepada stasiun televisi pemerintah. Sedikitnya 48 juta pemilih memberikan suara mereka melalui sekitar 47.000 tempat pemungutan suara di seantero negeri.
   
Kaum reformis yang menentang pemilihan anggota Majlis, memilih tak terlibat dalam pemilu kemarin. Karena itu, hanya kaum konservatif dan kaum garis keras pendukung Ahmadinejad saja yang akan memperebutkan 290 kursi Majlis. "Tidak akan ada yang mendominasi perolehan suara," ramal Mohsen Rezaei, politikus senior Iran.
      
Tokoh konservatif yang kalah dalam pilpres 2009 lalu itu juga meragukan prinsip keadilan dalam pemilu kemarin. Hal yang sama dipaparkan mantan Presdien Hashemi Rafsanjani.

"Jika penghitungan suara berjalan sesuai prosedur, saya yakin akan lahir parlemen yang ideal. Mudah-mudahan, hasilnya sesuai dengan harapan rakyat," katanya.
      
Kemarin, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengimbau seluruh warga negara terlibat dalam pemilu. Menurut dia, tingginya angka kehadiran peserta akan menjadi bukti bahwa Negeri Para Mullah itu solid. Dengan demikian, negara-negara Barat yang sedang menyorot program nuklir Iran akan berpikir dua kali sebelum menjatuhkan sanksi.

"Sudah menjadi hak dan kewajiban seluruh rakyat Iran untuk memberikan suaranya (dalam pemilu). Apalagi, saat ini, Iran sedang dihadapkan pada masa-masa yang sensitif terkait ancaman konfrontasi dengan Barat," papar ulama 72 tahun tersebut, usai mencoblos di tempat pemungutan suara sekitar Teheran.

Khamenei yakin, tingkat kehadiran pemilih berbanding lurus dengan masa depan Iran. Semakin banyak warga yang memberikan suaranya, akan semakin cerah masa depan Iran. Demikian juga dengan tingkat keamanan dan kedaulatan negara. "Suara rakyat selalu membawa pesan penting bagi sahabat sekaligus musuh negeri ini," tandasnya.

Pemilu legislatif pertama pasca pilpres kontroversial yang memenangkan Ahmadinejad pada 2009 itu, konon, tak akan memberikan perubahan signifikan bagi Iran. Negeri Persia itu jelas akan tetap mempertahankan program nuklirnya dan melanjutkan kebijakan luar negerinya yang oleh Barat dianggap provokatif.

Namun, di dalam negeri, pemilihan 290 anggota Majlis itu akan menjadi landasan penting bagi peta politik Iran di masa mendatang. Apalagi, jabatan presiden 55 tahun itu akan berakhir pada 2013.

Kaum konservatif, garis keras dan reformis sama-sama berpeluang menguasai pemerintahan. Hasil pemilu ini bakal menjadi gambaran awal pemerintahan yang akan datang. (AP/AFP/BBC/hep/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Argentina-Inggris Makin Panas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler