jpnn.com - JAKARTA--Kekuatan investasi Indonesia mulai dilirik pihak asing. Bukan hanya dianggap sebagai pasar, kini negara lain pun ingin mendapatkan suntikan investasi dari pemodal asal Indonesia. Salah satunya ialah Iraq. Pemerintah Negeri Seribu Satu Malam tersebut sengaja mengundang investor Indonesia untuk mengembangkan industri di sana.
Duta Besar Indonesia untuk Iraq Safzen Nurdin mengatakan, potensi industri migas di Irak sangatlah besar. Di sana, satu lapangan migas saja bisa menghasilkan 1,8 juta barel per hari. Namun potensi tersebut masih belum dimanfaatkan perusahaan migas Indoensia. "Petronas yang tak punya Dubes di sana saja bisa ekspansi. Kenapa Indonesia tak bisa," ujarnya di Jakarta, Jumat (18/10).
BACA JUGA: Rupiah Kembali ke Level 10.000-an
Padahal, lanjut dia, sudah banyak putra-putra bangsa yang bekerja di industri migas Iraq. Namun mereka bekerja pada perusahaan migas global. "Dulu, Indonesia pun pernah ikut berpartisipasi dalam program Iraq Oil for Food. Tapi belum ada yang investasi disana," ujarnya.
Karena itu, dia sengaja mengajak perusahaan swasta untuk melakukan ekspansi ke negara yang dipimpin Jalal Tabalani itu. Dia tak menampik bahwa saat ini masih ada gejolak keamanan di sana. Namun, hal tersebut kebanyakan terjadi di wilayah ibu kota Bagdad. Sedangkan wilayah selatan yang memiliki sumber migas tak terlalu parah."Iraq kan punya 18 provinsi. Memang yang masih terjadi bom ada di ibu kota. Nah, 80 persen minyak Iraq itu ada di Iraq Selatan. Bahkan di utara hampir tak ada," ungkapnya.
BACA JUGA: Asuransi Sasar Anak Muda
Dia berharap, pihak Indonesia tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. "Sebenarnya juga sudah banyak raksasa di sana. Namun Iraq sangat senang dengan Indonesia karena negara Islam terbesar. Jadi mereka mau Indonesia yang membantu mengembangkan migas di negara mereka," ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Director General Iraqi Dirlling Company Idriss Muhsen Al-Yassiri mengatakan, potensi industri migas di negaranya cukup tinggi. Saat ini cadangan minyak di Iraq diperkirakan masih 20,2 miliar barel minyak mentah. Itu sudah mencakup sembilan persen dari total cadangan terbukti dunia sebesar 1,66 triliun barel. "Produksi kami saat ini adalah 3,3 juta barel per hari. Namun, dalam 7-10 tahun kemudian, produksi kami bisa meningkat hingga 10 juta barel per hari. Itu juga berarti sembilan persen dari pasokan dunia," jelasnya.
BACA JUGA: Kemenhub Panggil Lion karena Sering Delay
Hanya saja, saat ini pengembangan fasilitas industri hulu memang masih kurang. Dia menyatakan, Iraq butuh 250 rig untuk memaksimalkan potensi migas. Namun yang dipunyai saat ini baru 80 rig. "Kami masih butuh 170 rig lagi. Karena, setelah tiga dekade penuh dengan perang dan konflik, kami perlu dana untuk menarik kekayaan alam kami dari tanah. Karena itu kami butuh investor," ujarnya.
Dia sangat berharap Indonesia bisa aktif dalam mengembangkan sektor migas. Menurutnya, persamaan budaya dengan Indonesia memberikan lingkungan kerja yang lebih nyaman daripada negara yang lain. "Tentu kami akan prioritaskan Indonesia. Itu sebabnya kami datang ke sini dan bukan negara lainnya. Perlu diketahui masih ada 500 blok migas yang menjanjikan," ungkapnya. (bil/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahlan Iskan Ajak Santri Teladani Bisnis Ala Nabi
Redaktur : Tim Redaksi