JAKARTA - Kesempatan Irfan untuk bisa segera tampil dalam laga resmi bersama klub barunya Chonburi FC masih gelap. Itu seiring belum tuntasnya dokumen kepindahan Irfan dari Persema Malang ke klub Thailand tersebut.
Melalui akun twiter-nya, @IrfanBachdim10, Irfan mengungkapkan jika sampai saat ini kepindahannya masih dihambat oleh Persema. Sebab, klub lamnya itu tak mau mengeluarkan surat keluar untuk mengurus International Transfer Certificate (ITC).
"Persema ingin menghancurkan karir saya. Sebab mereka tidak bekerjasama untuk menyelesaikan proses transfer saya. Sesuai aturan FIFA jika seorang pesepakbola tidak mendapat gaji selama tiga bulan, maka statusnya adalah bebas transfer," kicau Irfan dalam jejaring sosial.
Sebelumnya, Irfan juga menjelaskan bahwa dia memlilih meninggalkan Persema karena sudah 8 bulan tidak menerima gaji penuh. Kabarnya, di Persema dia hanya dibayar 20 persen gaji setiap bulan saat berkompetisi di Indonesia Premier League (IPL) musim lalu.
"Saya tidak menerima gaji saya selama delapan bulan. Bagaimana saya bisa bekerja tanpa menerima gaji? Saya lakukan itu karena saya cinta sepakbola. Tapi saat ini saya ingin membuat pernyataan kalau saya tidak bisa bekerja tanpa dibayar. Saya dan keluarga saya butuh uang untuk makan," tuturnya.
Dia menyebut bawha langkah Persema ini sama saja dengan menghalanginya untuk mengembangkan kemampuan sekaligus mematikan karirinya untuk Timnas.
Kasus Irfan hampir sama dengan kasus Titus Bonai yang sebelumnya hampir memperkuat klub Thailand, BEC Tero Sasana. Akibat ITC tidak keluar, transfer Tibo akhirnya dibatalkan karena pendaftaran pemain sudah ditutup.
Direktur Alih Status dan Transfer PSSI, Marco Paulo Gracia menjelaskan bahwa PSSI belum bisa mengurus ITC karena Persema memang belum mengurus kelengkapan agar Irfan bisa mendapat ITC.
" ITC untuk Irfan belum bisa diproses oleh PSSI. ITC belum keluar karena pihak Persema sebagai klub Irfan sebelumnya belum mengurus berbagai kelengkapan untuk menerbitkannya," terang Marco saat dihubungi.
Sementara itu, saat dikonfirmasi, DIdied Poernawan Afandi menjelaskan jika dirinya sudah mengirimkan berkas surat untuk kelengkapan agar ITC terbit kepada PSSI.
"Kami sudah kirimkan ke Sekjen PSSI. MUngkin belum diteruskan ke Marco (Paulo). Tapi, yang pasti kami tidak menahan, kami sudah kirimkan. Chonburi juga sduah kami kirimi surat," ucapnya.
Terkait adanya tunggakan, Didied membenarkan. Namun, jumlahnya tak sebanyak yang Irfan jelaskan. Dia ingin Irfan tak perlu mempermasalahkan gaji tersebut karena sudah sempat dibayarkan beberapa bulan meski belum penuh.
"Jangan dipermasalahkan lagi nanti tambah lama lagi. Semua sudah dibereskan. Harusnya Irfan juga datang ke Malang dulu, untuk melengkapi mekanismenya sesuai statuta," tutur Dided.
Meski sudah melakukan deal dan sudah melakukan tanda tangan kontrak, Irfan belum bisa bermain sampai ITC keluar. ITC ini nantinya berfungsi sebagai bukti bahwa Irfan sudah lepas dari klub lamanya. Selain itu, dengan ITC, PSSI baru bisa melakukan pengisian Tranfer Matching System (TMS) sebagai data base perpindahan pemain dunia. (aam)
Melalui akun twiter-nya, @IrfanBachdim10, Irfan mengungkapkan jika sampai saat ini kepindahannya masih dihambat oleh Persema. Sebab, klub lamnya itu tak mau mengeluarkan surat keluar untuk mengurus International Transfer Certificate (ITC).
"Persema ingin menghancurkan karir saya. Sebab mereka tidak bekerjasama untuk menyelesaikan proses transfer saya. Sesuai aturan FIFA jika seorang pesepakbola tidak mendapat gaji selama tiga bulan, maka statusnya adalah bebas transfer," kicau Irfan dalam jejaring sosial.
Sebelumnya, Irfan juga menjelaskan bahwa dia memlilih meninggalkan Persema karena sudah 8 bulan tidak menerima gaji penuh. Kabarnya, di Persema dia hanya dibayar 20 persen gaji setiap bulan saat berkompetisi di Indonesia Premier League (IPL) musim lalu.
"Saya tidak menerima gaji saya selama delapan bulan. Bagaimana saya bisa bekerja tanpa menerima gaji? Saya lakukan itu karena saya cinta sepakbola. Tapi saat ini saya ingin membuat pernyataan kalau saya tidak bisa bekerja tanpa dibayar. Saya dan keluarga saya butuh uang untuk makan," tuturnya.
Dia menyebut bawha langkah Persema ini sama saja dengan menghalanginya untuk mengembangkan kemampuan sekaligus mematikan karirinya untuk Timnas.
Kasus Irfan hampir sama dengan kasus Titus Bonai yang sebelumnya hampir memperkuat klub Thailand, BEC Tero Sasana. Akibat ITC tidak keluar, transfer Tibo akhirnya dibatalkan karena pendaftaran pemain sudah ditutup.
Direktur Alih Status dan Transfer PSSI, Marco Paulo Gracia menjelaskan bahwa PSSI belum bisa mengurus ITC karena Persema memang belum mengurus kelengkapan agar Irfan bisa mendapat ITC.
" ITC untuk Irfan belum bisa diproses oleh PSSI. ITC belum keluar karena pihak Persema sebagai klub Irfan sebelumnya belum mengurus berbagai kelengkapan untuk menerbitkannya," terang Marco saat dihubungi.
Sementara itu, saat dikonfirmasi, DIdied Poernawan Afandi menjelaskan jika dirinya sudah mengirimkan berkas surat untuk kelengkapan agar ITC terbit kepada PSSI.
"Kami sudah kirimkan ke Sekjen PSSI. MUngkin belum diteruskan ke Marco (Paulo). Tapi, yang pasti kami tidak menahan, kami sudah kirimkan. Chonburi juga sduah kami kirimi surat," ucapnya.
Terkait adanya tunggakan, Didied membenarkan. Namun, jumlahnya tak sebanyak yang Irfan jelaskan. Dia ingin Irfan tak perlu mempermasalahkan gaji tersebut karena sudah sempat dibayarkan beberapa bulan meski belum penuh.
"Jangan dipermasalahkan lagi nanti tambah lama lagi. Semua sudah dibereskan. Harusnya Irfan juga datang ke Malang dulu, untuk melengkapi mekanismenya sesuai statuta," tutur Dided.
Meski sudah melakukan deal dan sudah melakukan tanda tangan kontrak, Irfan belum bisa bermain sampai ITC keluar. ITC ini nantinya berfungsi sebagai bukti bahwa Irfan sudah lepas dari klub lamanya. Selain itu, dengan ITC, PSSI baru bisa melakukan pengisian Tranfer Matching System (TMS) sebagai data base perpindahan pemain dunia. (aam)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Babak I, Sriwijaya FC vs Persija 1-1
Redaktur : Tim Redaksi