Irjen Kemendagri Beri Atensi Kepada Sejumlah Daerah dengan Tingkat Inflasi Tertinggi

Senin, 27 November 2023 – 16:00 WIB
Irjen Kemendagri Tomsi Tohir saat memimpin Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Gedung Sasana Bhakti Praja Kantor Pusat Kemendagri, Jakarta, Senin (27/11). Foto: Dokumentasi Puspen Kemendagri

jpnn.com, JAKARTA - Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tomsi Tohir memberikan atensi ke sejumlah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota yang angka inflasinya masih tinggi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per 1 November 2023, terdapat 10 provinsi yang inflasinya tinggi, yakni Maluku Utara, Papua Barat, Kepulauan Bangka Belitung, Maluku, Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Timur, Lampung, dan Sulawesi Barat.

BACA JUGA: Mendagri Tito Apresiasi Inflasi Oktober Terkendali, Ingatkan Kepala Daerah Tak Terlena

Adapun 10 kabupaten dengan inflasi tertinggi, yakni Belitung, Sumenep, Merauke, Manokwari, Banggai, Kotabaru, Sikka, Sumba Timur, Buleleng, dan Mimika.

Untuk 10 kota dengan inflasi tertinggi, yaitu Tual, Sibolga, Ternate, Sorong, Kotamobagu, Ambon, Baubau, Yogyakarta, Tegal, dan Surabaya.

BACA JUGA: Inflasi Harga Cabai, IKAPPI Usul Wilayah Lain Supply Hasil Panen ke Jabodetabek

“Ini daerah-daerah yang dipantau inflasinya,” ungkap Tomsi saat memimpin Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Gedung Sasana Bhakti Praja Kantor Pusat Kemendagri, Jakarta, Senin (27/11).

Tomsi juga mengungkapkan sejumlah daerah yang memiliki Indeks Perkembangan Harga (IPH) tinggi.

IPH ini merupakan bagian dari penyebab tingginya inflasi.

Daerah tersebut meliputi provinsi maupun kabupaten kota.

“Dimohon teman-teman yang termasuk dalam IPH-nya tertinggi agar betul-betul diperhatikan,” ujarnya.

Menurut Tomsi, upaya pengendalian inflasi salah satunya harus menyesuaikan dengan kondisi iklim, yang saat ini telah memasuki musim hujan.

Curah hujan yang tinggi diharapkan dapat mendukung upaya pengendalian, terutama dalam penyediaan komoditas.

Namun, di tengah curah hujan yang tinggi seluruh pihak terkait perlu mengantisipasi agar tidak terjadi musibah.

Dalam kesempatan itu, Tomsi juga menyebutkan sejumlah komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga dan perlu penanganan serius dari pihak terkait.

Komoditas ini seperti cabai merah, gula pasir, cabai rawit, bawang merah, beras, dan telur ayam.

“Cabai merah yang naik di 358 kota/kabupaten dan harganya juga di atas 100 ribu (rupiah), begitu juga dengan cabai rawit [naik di] 322 daerah, serta bawang merah yang disparitas harganya jauh sekali dari 30 ribu sampai 93 ribu (rupiah),” bebernya. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler