Irjen Lotharia Bicara Soal Bentrok di Maluku Tenggara, Ada Janji yang Diingkari

Senin, 14 November 2022 – 00:59 WIB
Kapolda Maluku Irjen Pol. Lotharia Latif, di Ambon. (ANTARA/HO-Polda Maluku)

jpnn.com, AMBON - Kapolda Maluku Irjen Lotharia Latif sangat menyayangkan bentrok yang terjadi di wilayah hukumnya yang menelan korban jiwa dan luka.

Menurut dia, konflik yang tak kunjung usai selain bisa menimbulkan korban jiwa dan material, juga akan sangat berdampak buruk bagi generasi muda mendatang.

BACA JUGA: Demo di DPRD Provinsi Bengkulu Rusuh, Polisi Tangkap 3 Mahasiswa

“Sangat disayangkan terkait bentrokan yang kembali terjadi antara warga Desa Ohoi Bombay dan Elath, Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara (Malra),” kata Kapolda Maluku kepada wartawan di Ambon, Minggu (13/11).

Dia lantas menuturkan bahwa bentrok antara kedua desa ini juga pernah terjadi pada 6 Oktober 2022 lalu.

BACA JUGA: TMMD di Maluku Barat Daya, TNI Memperbaiki 21 Rumah Tidak Layak Huni

Ketika itu sudah sempat disepakati dari kedua pihak untuk berdamai dan saling jaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).

"Tetapi, nyatanya kesepakatan itu juga diingkari lagi. Ini yang patut kami sesalkan karena lain di omongan, lain di kenyataan," ujarnya.

BACA JUGA: Bentrok Pecah di Kei Besar Maluku Tenggara, Bupati Thaher Angkat Bicara

Menurut Kapolda, kedua pihak telah mencederai ikrar perjanjian damai pasca konflik yang terjadi 6 Oktober 2022 lalu.

"Kasihan anak-anak dan generasi mendatang yang terus akhirnya terbawa pada situasi seperti ini," ungkapnya.

Perwira tinggi Polri itu terus mengimbau masyarakat agar jangan lagi ada konflik dan pertikaian yang akan menyebabkan korban baik jiwa, luka, maupun materi.

"Daerah lain sudah maju membangun untuk kesejahteraan, sementara kita di sini masih sibuk berkelahi antar sesama," terang Kapolda.

Maluku, lanjut Kapolda, merupakan daerah yang kuat dan akan maju sejahtera apabila masyarakatnya tetap bersatu, menjunjung tinggi budaya “pela gandong”.

"Maluku ini hebat dan kuat kalau masyarakatnya bersatu, wujudkan ‘pela gandong’ untuk menjaga kehidupan antar sesama, saling menghormati, dan mengasihi," katanya.

Dia meminta masyarakat Maluku, terlebih khusus warga Bombay dan Elath, agar dapat menyelesaikan setiap persoalan menggunakan pikiran jernih, hati yang dingin, dan tidak menggunakan kekerasan.

"Selesaikan setiap persoalan dengan cara-cara damai tanpa perlu kekerasan yang hanya membawa stigma buruk bagi Maluku," kata dia. (antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Korban Peluru Nyasar Meninggal, Kapolda Bilang Begini


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler