jpnn.com - AGAM - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Irman Gusman mengatakan, guru yang baik adalah yang mampu melahirkan murid-murid yang kemampuan dan kepintarannya melebihi gurunya.
Kalau murid yang dihasilkan hanya sama kualitasnya dengan guru, apalagi di bawah guru, menurut Irman, maka guru atau pendidik itu bisa disebut gagal.
BACA JUGA: Ujian Nasional, Pengawasan Khusus di Daerah Hitam
"Pendidikan adalah sebuah proses yang berkelanjutan. Makanya ada ungkapan belajar itu dimulai dari ayunan hingga ke liang lahat. Pendidik sebagai pihak yang paling bertanggung jawab terhadap proses itu harus mampu melahirkan peserta didik yang lebih pintar dari guru," kata Irman Gusman, saat mengunjungi Kampus II, Pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia, Ampek Angkek Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Minggu (30/3).
Menurut Irman, proses ajar-mengajar di pondok pesantren punya banyak kelebihan dibanding lembaga pendidikan formal lainnya. Salah satunya kata Irman menjadikan agama sebagai tuntunan ilmu.
BACA JUGA: Setengah Juta Siswa Diusulkan Dapat Bidik Misi 2014
"Di negara-negara sekuler, agama dianggap penghambat kemajuan. Sumatera Barat, khususnya di pondok pesantren ini, agama malah jadi penuntun ilmu. Artinya agama dan ilmu saling melengkapi. Itu juga sudah diterapkan oleh Pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia ini semenjak didirikan tahun 1928 lalu," tegas Irman Gusman.
Jadi sudah pada tempatnya semua produk Perdanya dan adat-istiadat serta nilai-nilai sosialnya kental dengan pesan-pesan agama. "Ini sangat menguntungkan masyarakat secara keseluruhan," jelas petahana DPD RI itu.
BACA JUGA: H-3 Penutupan, Pendaftar 691 Ribu
Karena fakta sejarah itu pula lah, lanjut Irman, bangsa ini mencatat Sumbar merupakan kawasan penghasil guru-guru terbaik yang menyebar ke kawasan nusantara dan Asia Tenggara.
Dalam acara silaturrahim tersebut Ketua DPD RI juga menyerahkan bantuan 10 unit komputer berikut perangkat internetnya.(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... TPP Non-PNS Sudah Dicairkan Rp321,8 Miliar
Redaktur : Tim Redaksi