jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 63 mahasiswa dari 35 universitas negeri dan swasta di Indonesia mendapatkan bantuan dana riset IRN (Indofood Riset Nugraha) periode 2019-2020.
Selain bantuan dana untuk melakukan penelitian sebagai salah satu syarat kelulusan pendidikan tingkat sarjana, para mahasiswa juga akan mendapatkan pendampingan serta bimbingan teknis dari tim pakar IRN.
BACA JUGA: Banyak Dana Riset Dipakai Bukan untuk Kegiatan Penelitian
Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) Franciscus Welirang mengatakan, pihaknya sangat mendukung pengembangan riset di tanah air untuk kemudian dihilirisasi. Riset-riset yang berkaitan dengan pangan menjadi sasaran Indofood.
Dia mencontohkan nasi, yang harusnya mulai dihindari masyarakat karena ternyata menjadi salah satu pemicu diabetes. Dengan riset, akan diketahui, bahan pangan pengganti nasi yang aman bagi kesehatan.
BACA JUGA: Dana Riset 2018 Rp 1,29 Triliun Terbanyak untuk PTN
"Enggak usah makan nasi lagi. Nasi itu mengandung karbohidrat tinggi yang bisa diubah jadi glukosa sehingga sangat tidak baik bagi kesehatan. Mahasiswa yang harus mencari produk pangan aman bagi masyarakat, selain nasi," ucap Franciscus usai penandatanganan MoU bantuan riset antara Indofood dengan 63 mahasiswa penerima IRN di Jakarta, Rabu (11/9).
Pada kesempatan sama, Ketua Tim Pakar IRN Prof Dr Ir Purwiyatno Hariyadi MSc mengatakan, melalui program IRN, mahasiswa didorong untuk lebih peka mengindentifikasi serta mengeksplorasi pangan yang ada di sekitarnya. Terutama sumber-sumber lokal yang berpotensi meningkatkan kecerdasan, kesehatan, dan prestasi bangsa.
"Kami berharap hasil penelitian mahasiswa melalui program IRN bisa menginspirasi dan berkontribusi pada pengembangan sistem pangan dan diversifikasi pangan dalam memperkuat pangan nasional berbasis komoditi lokal yang khas dan berkelanjutan untuk prestasi bangsa," bebernya.
Sementara Suami Suriady, ketua Program IRN menambahkan, sejak tahun lalu pihaknya memberikan penghargaan bagi tiga peneliti terbaik dengan kriteria pelaksanaan penelitian, mutu, teknik presentasi, penguasaan materi, dan sikap (peneliti). Apresiasi juga diberikan kepada dosen dan pembimbingnya.
"Tiga peneliti terpilih IRN 2018-2018 yaitu Mariska Pricilia dari Universitas Surya Tangerang,, Muhammad Fahrurrozi Absirin dari IPB, dan Sayyidul Fath dari Universitas Syiah Kuala, Aceh, berkesempatan ke Singapura untuk mempelajari proses penelitian dan prasarana penelitian yang lebih mumpuni. Kami berharap bantuan dana riset IRN bisa menginspirasi mahasiswa lain untuk bergabung dan melahirkan peneliti unggul di bidangnya," pungkas Suaimi. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad