jpnn.com - JAKARTA - Reformasi tata kelola sepakbola dan kompetisi yang diharapkan Presiden RI Joko Widodo tampaknya belum berjalan dengan baik. Itu karena operator Indonesia Soccer Championship (ISC), PT Gelora Trisula Semesta (GTS), ternyata belum bisa transparan.
Dalam acara Launching ISC di salah satu hotel di kawasan Senayan, Jakarta, Senin (18/4) sore, Dirut PT GTS Joko Driyono tegas menolak menjawab nilai sponsorship.
BACA JUGA: Awal yang Buruk! Baru Launching, ISC tak Transparan
"Nilainya lumayan besar, tapi maaf nilainya tidak bisa kami sampaikan. Mohon maaf," kata Joko.
Saat disinggung bahwa dirinya tak transparan dan menolak berubah dari tingkahnya yang terdahulu, Joko bergeming. Dia kembali meminta maaf dan tidak bisa menyebutkan nilainya.
BACA JUGA: Lawan Mati Akal, tapi Barcelona Tetap Kalah
"Hmm.. mohon maaf, tidak bisa," ucapnya sembari mengalihkan pembicaraan.
Sikap Joko ini mengingatkan kembali publik bola Indonesia saat dirinya juga menjadi CEO PT Liga Indonesia, operator Indonesia Super League (ISL). Joko menutup rapat jumlah pemasukan untuk PT LI, sehingga tak ada transparansi.
BACA JUGA: Pelatih Ini Tak Sadar Timnya Lolos Liga Champions
Dia hanya mengumumkan jumlah pengeluarannya sehingga tak jelas jumlah untung ruginya. Karena itu, wajar akhirnya klub-klub peserta ISL tak transparan dengan keuangannya yang membuat klub-klub banyak kolaps akibat neraca keuangan yang tak jelas itu.
ISC bisa jadi tinggal menghitung hari untuk menemukan masalah-masalah finansial seperti di ISL dulu. (dkk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fakta yang Wajib Anda Tahu soal Torabika Soccer Championship
Redaktur : Tim Redaksi