jpnn.com - JPNN.com - Pelanggan Transjakarta yang melakukan pengisian ulang (top up) kartu elektronik dengan menggunakan kartu debit dibebaskan dari biaya administrasi.
Lewat program itu, Transjakarta ingin meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan uang non-tunai.
BACA JUGA: Kemendag Pantau Pasar, Harga Sembako Stabil
"Transaksi non-tunai lebih hemat, efektif, efisien serta aman dibandingkan aktivitas keuangan menggunakan uang tunai," kata Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono, Sabtu (31/12).
Budi menambahkan, pembebasan biaya bagi pelanggan Transjakarta yang melakukan pengisian ulang kartu elektronik dengan kartu debit bertujuan menyukseskan program Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT), yang dicanangkan Bank Indonesia (BI) pada 2014 lalu.
BACA JUGA: Malam Tahun Baru, Transjakarta Operasi Hingga Dini Hari
"Berbeda dengan pelanggan Transjakarta yang melakukan pengisian ulang kartu elektronik dengan kartu debit dibebaskan dari biaya administrasi, pelanggan yang top up dengan uang tunai dikenakan biaya Rp 2 ribu," tutur Budi.
Budi menjelaskan, ketentuan itu diberlakukan karena belum ada kesepakatan kerja sama antara Transjakarta dengan perbankan. Meski begitu, dia memastikan biaya layanan Transjakarta tetap Rp 3.500.
BACA JUGA: Wow, Malam Tahun Baru Transjakarta Siapkan 300 Armada
Selain itu, Transjakarta akan meniadakan transaksi di halte mulai pukul 22.00 WIB. Layanan akan kembali beroperasi pada pukul 05.00 WIB.
"Penutupan transaksi bertujuan meningkatkan aspek keamanan di halte Transjakarta," ungkap Budi.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Plt Gubernur: Ini Pertama Kali Saya Naik Transjakarta
Redaktur & Reporter : Gilang Sonar