ISL Tetap Bergulir

Tak Terpengaruh Sanksi FIFA

Kamis, 13 Desember 2012 – 07:05 WIB
JAKARTA - Kondisi sepak bola Indonesia yang berada di ambang sanksi FIFA tak membuat PT Liga Indonesia (PT LI) berubah sikap. Mereka akan tetap memutar kompetisi Indonesia Super League (ISL) sesuai jadwal semula, 5 Januari 2013 mendatang.

Kepastian tersebut diungkapkan oleh CEO PT LI Joko Driyono saat ditemui menjelang launching kostum klub ISL, tadi malam. Dia menegaskan bahwa 18 klub hadir dalam manager meeting di Jakarta, kemarin (12/12).

"Klub sepakat dan semua hadir dalam manager meeting. ISL tetap bergulir walau dinamika organisasi federasi masih tak menentu," katanya.

Kick off kompetisi yang telah bergulir sejak 2007 silam akan digelar pada 5 Januari mendatang. Untuk laga pembuka, juara bertahan Sriwijaya FC akan mendapat kehormatan membuka kompetisi melawan Persiba Balikpapan.

"Pertandingan di Palembang, itu menjadi penanda kick off," terang lelaki asal Ngawi tersebut.

Kenapa tetap diputar? Menurut Joko kompetisi harus tetap bergulir agar tak hanya fokus kepada hiruk-pikuk organisasi. Dia ingin apa yang terjadi di organisasi bisa dibawa ke arah yang positif, dimana pembinaan dan kompetisi masih bisa terus berjalan.

Joko menyebut bahwa semangat Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) adalah mendorong perbaikan. Selain itu, menempatkan anggota sebagai pemilik organisasi, sehingga tidak terpaku dengan pengurus yang bisa berganti-ganti.

"Esensinya federasi milik anggota karena itu kompetisi terus berjalan, Pengurus datang dan pergi, tapi tidak wadahnya," tegas lelaki berkumis tersebut.

Nah, mengenai masih adanya klub yang bermasalah dengan tunggakan gaji, Joko menyebut akan segera diselesaikan seluruhnya. Dia mengakui bahwa PT LI mengambil alih pembayaran gaji enam klub ISL musim lalu. Pembayaran akan dilakukan mulai pekan ketiga Desember.

Dia menyebut lambatnya pembayaran bukan karena minimnya anggaran. Melainkan, karena ada tahapan yang harus dilalui oleh PT LI untuk mendapatkan data yang valid dan ketepatan dalam proses pembayaran terhadap klub yang bermasalah.

"Perhitungannya harus matang. Kami juga pikirkan dan behitung pendapatan klub ke depan. Jadi, sebenarnya pembayaran itu menggunakan uang klub sendiri yang" didapat dari keuntungan di depan," tandasnya.

Sementara itu, ketua KPSI La Nyalla Mattalitti kembali menegaskan bahwa apapun kondisi sepak bola Indonesia, dia memastikan anggotanya tetap ingin memutar kompetisi.

"Ini kesepakatan anggota. Kompetisi tetap harus berjalan, tidak ada yang perlu dihilangkan," ujar lelaki yang juga ketua Kadin Jatim tersebut.

Dia berharap dengan kompetisi yang masih berputar pembinaan juga masih bisa terus berjalan. Sebab, lanjutnya, kompetisi adalah wadah dari pembinaan. Nyalla ingin proses di dalam wadah terus berjalan meskipun muara pembinaan, Timnas, tidak bisa berkompetisi di level Internasional. (aam/ko)
BACA ARTIKEL LAINNYA... FIFA dan PSSI Mulai Bahas Sanksi

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler